S P A S I

Selasa, 02 November 2010

Hukum Taurat adalah cermin

Hampir semua kita pernah bercermin. Cermin digunakan untuk melihat diri sendiri. Karena dengan melihat langsung akan sulit. Dalam kehidupan sehari-hari kita hampir tidak pernah lepas dari cermin. Hasil bayangan di cermin dapat digunakan sebagai tolok ukur menilai penampilan kita, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Manusia selalu tidak lepas dari ukuran dan penilaian tentang dirinya. Kita selalu ingin tampak lebih indah dan bagus dihadapan orang, cermin kita gunakan sebagai alat untuk membantunya. Karena cermin menghasilkan bayangan kondisi kita sebenarnya.

Dalam hidup kerohanian, ketika Tuhan menurunkan Hukum Taurat. Tuhan ingin manusia menjalankannya. Hukum Taurat memberikan perintah dan larangan kepada manusia untuk ditaati. Pada kenyataannya perintah-perintah di dalam Hukum Taurat sangat sulit untuk dilakukan dengan kondisi atau kemampuan manusia yang berpotensi untuk berdosa.

Gambaran keadaan kita dalam menjalankan Hukum Taurat dapat digunakan sebagai cermin bagaimana buruknya kita di hadapan Tuhan. Kesulitan dan kesusahan menjalankan Hukum Taurat memberikan kita kesadaran bahwa kita dengan diri kita sendiri akan sulit memenuhi standar Tuhan. Karena Hukum Taurat merupakan standar Tuhan untuk menilai kita. Sepandai-pandainya kita menjalankan Hukum Taurat tidak mungkinlah kita mencapai yang di StandarkanNya. Karena sebenarnya Hukum Taurat adalah cermin yang diberikan Tuhan kepada manusia. Untuk membuat manusia sadar bahwa Standart Tuhan sangat tinggi dalam masalah dosa. Karena hampir dipastikan tidak ada seorang manusia dibumi ini yang sanggup menjalankan Hukum Taurat itu dengan sempurna.

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20)

Senin, 25 Oktober 2010

Investasi di dunia

Belakangan ini saya mendengar kabar bahwa Bill Gates, milioner pendiri Microsoft mengundurkan diri dari bisnisnya. Alasan utama pengunduran dirinya adalah masalah investasi. Bill Gates dalam wawancaranya berkata bahwa uang yang sudah dikumpulkannya sekarang tidak bisa memuaskannya, karena uang itu bisa saja habis disalah gunakan anak-anaknya kelak. Warisan uang dan perusahaan yang dibangun dari kerja keras bisa saja hilang dalam sekejap atau disalah gunakan untuk perbuatan yang salah. Oleh sebab itulah pada masa tuanya, Bill Gates ingin lebih memfokuskan investasinya kepada pengawasan dan pendidikan anak-anaknya.

Dari cerita tersebut dapat kita ambil suatu kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan untuk berinvestasi. Bill Gates yang sudah mengumpulkan banyak uang akhirnya menyadari, bahwa uang tidak bisa dibawa mati. Malah mewariskan uang yang banyak tidak membuat dunia lebih baik bila akhirnya nanti disalah gunakan. Uang bisa saja habis ditangan ahli warisnya bila dikelola dengan mental yang salah. Kalau begitu apakah sia-sia usahanya selama ini?

Seperti tertulis di Alkitab bahwa investasi atau warisan yang paling berharga adalah didikan kepada anak, khususnya didikan mental dan pengenalan akan Tuhan. Karena didikan tersebut seperti kita memberikan jala yang digunakan untuk menangkap ikan, daripada kita langsung memberi ikannya.

Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. (Ulangan 6: 6-9)

Alkitab tegas-tegas berkata bahwa pengenalan Tuhan oleh kita, harusnya menjadi investasi kita kepada anak-anak kita. Dengan cara membicarakannya setiap waktu dan berulang-ulang. Untuk itu jangan berkecil hati bila uang kita tidak sebanyak Bill Gates, investasikanlah ditempat yang benar yaitu perkenalkanlah Tuhan Allahmu kepada anak-anakmu sedini mungkin supaya mempunyai mental yang benar, itulah investasi yang berharga.

Senin, 27 September 2010

I believe in order to understand

Agustinus salah satu Bapak Gereja, yang terkenal dengan kepandaiannya pernah berkata : " I believe in order to understand". Kata-kata tersebut oleh sebagian orang dianggap sebagai pernyataan yang terbalik dengan konsep pengetahuan sekarang. Mereka berargument bahwa "believe" muncul setelah "understand". Para pemuja pengetahuan mengutamakan bukti-bukti baru selanjutnya mereka percaya.

Dalam perjalanan hidup Kristus didunia yang tertulis di Alkitab, disebutkan ada seorang murid Tuhan Yesus yang berpikiran seperti itu yaitu Thomas. Thomas tidak percaya bahwa Tuhan Yesus sudah bangkit, kalau Dia sendiri tidak melihat dan menjamah tubuh Kristus. Beruntunglah Thomas karena pada suatu kesempatan Dia bertemu dengan Kristus, dan Kristus memberikan tubuhnya untuk dijamah. Bagaimana seandainya Thomas tidak bertemu dengan Kristus?.

Sebenarnya pernyataan Agustinus diatas secara praktis sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Ketika kita membaca koran atau mendengarkan suatu informasi di Televisi. Apakah kita selalu meragukan informasi yang diberikan? Kita selalu menanyakan kebenaran dari informasi sehingga kita baru percaya? Bila hal tersebut kita lakukan maka akan bertambah sulitlah hidup kita, terus menerus mengklarifikasi informasi yang ada.

Kita biasanya percaya dengan informasi yang ada sehingga kita menjadi mengerti apa yang diberitakan. Sebagai pengikut Kristus yang baik, harusnya kita tidak perlu lagi mempertanyakan isi dari Firman Tuhan. Percaya saja maka engkau akan mengerti!

Ini kisah Tomas yang kurang percaya :
Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Tuhan Yesus datang ke situ. Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: "Kami telah melihat Tuhan!" Tetapi Tomas berkata kepada mereka: "Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya."Delapan hari kemudian murid-murid Tuhan Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Tuhan Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah." Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!" Kata Tuhan Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."

Selasa, 21 September 2010

Konsekuensi Pengikut Kristus

Belakangan di negeri tercinta ini muncul kepermukaan konflik antar umat beragama. Masalah tempat beribadah menjadi problemanya. Sejumlah jemaat HKBP mendesak untuk mengadakan peribadatan di tempat yang sebenarnya sudah di segel. Maka tidak dapat dipungkiri terjadilah sesuatu kejadian yang provokatif.

Sebagai pengikut Kristus, tindak tanduk kita harusnya tidak jauh dengan tindak tanduk Kristus itu sendiri. Bagaimana Kristus hidup itulah yang harusnya menjadi teladan kita. Tindakan yang tidak sesuai teladan Kristus, sebenarnya merupakan penyangkalan terhadap ajaran Kristus. Orang tersebut mengatas namakan Kristus, padahal bukan pengikut Kristus sejati.

Sebelum Naik ke Surga, Tuhan Yesus Kristus sudah menasihatkan murid-muridnya akan hal ini :
Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya.Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga.Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka.Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. (Mat 10:16-23)

Kejadian di negeri tercinta ini, sebenarnya belum separah bila dibandingkan gambaran yang Tuhan Yesus sebutkan diatas. Pemerintah masih akomodatif untuk menginjinkan umat Kristen beribadah. Ada beberapa negara yang pemerintahannya sangat keras sekali menentang ke-Kristenan justru pengikut Kristus menjadi makin tumbuh dan militan.

Hendaknya kita kembali kepada ajaran Kristus, bahwa kita tidak lebih besar dari Kristus guru kita. Bila Kristus semasa hidupnya dikejar-kejar, di fitnah dan dibunuh .. seharusnya kita pengikut Kristus sudah dapat menerima konsekuensi tersebut. Karena yang kita kejar bukan kehidupan yang fana didunia ini, tetapi kehidupan yang kekal di Surga.

Lanjutan dari nasehat Tuhan Yesus tersebut :
Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya.Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya.Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.(Mat 10:24-28).

Sabtu, 18 September 2010

Teori Evolusi

Perbedaan mendasar antara manusia dan binatang, terletak pada kesadaran akan Pencipta. Teori Evolusi Darwin yang menyatakan bahwa manusia merupakan proses evolusi dari kera, dapat di patahkan dengan salah satu pernyataan ini. Bahwa terdapat rantai yang putus antara manusia yang paling idiot dengan kera yang paling pandai, yaitu dalam hal pengenalan akan Pencipta. Dalam aktivitasnya, kita tidak pernah melihat kera melakukan suatu aktivitas seperti manusia merenungkan pencipta, melakukan ibadah dan seterusnya. Kebudayaan yang terus berkembang pada umat manusia berasal dari konsep kesadaran akan Pencipta ini. Salah satu bentuk turunanya adalah pengenalan akan waktu. Manusia sangat menyadari akan konsep ini, waktu sekarang berbeda dengan waktu lampau atau yang akan datang. Berbeda dengan binatang, yang tidak mengetahui konsep ini.

Teori evolusi kelihatannya benar, bila kita hanya melihat dari sisi bentuk fisik saja. Ada beberapa jenis ras manusia yang bila sekilas kita pandang mirip dengan kera. Tapi itu hanya tampak luarnya saja, bila dilihat dari sudut kesadarannya langsung dengan jelas bisa kita bedakan. Manusia pada jaman Reneissance sampai sekarang, banyak menganut teori evolusi tersebut. Dan tidak dapat kita pungkiri teori evolusi, akhirnya menjadi salah satu pondasi manusia untuk berpengetahuan. Perkembangan ilmu pengetahuan akhirnya menjadi salah arah. Pengetahuan yang seharusnya menjadi pelengkap ke Imanan kita, malah berbalik menjadi alat untuk melawan Pencipta.

Dalam Alkitab sudah sangat jelas perbedaan penciptaan manusia dan binatang. Binatang diciptakan Tuhan melalui Firman sedangkan Manusia diciptakan dari debu tanah dan hembusan nafas kehidupan. Oleh sebab itulah mengapa manusia sangat berbeda dengan binatang, karena manusia sadar bahwa ada pencipta diluar dirinya.

ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup. (Kejadian 2:7)

Jumat, 17 September 2010

Pengetahuan tidak pernah menggantikan Iman

Membaca berita di media tentang seorang fisikawan kondang asal Inggris bernama Stephen Hawking. Yang dalam peluncuran bukunya menyatakan bahwa dengan adanya system tata-surya seperti yang ada sekarang, seperti gravitasi dan lain-lain, maka sudah sewajarnya alam semesta terwujud tanpa bantuan Tuhan. Pengetahuannya yang tinggi akhirnya menggantikan imannya.

Ada sebuah lelucon tentang hal ini. Suatu ketika seorang Atheis berdebat dengan Tuhan, katanya "Tuhan dengan pengetahuanku sekarang saya dapat membuat seperti yang Kau buat!". "Saya sudah bisa melakukan cloning, bisa menciptakan apapun dari apa saja, bolehlah kita bertanding". Jawab Tuhan : "Coba kita bertanding dengan cara kita masing-masing." Tidak lama kemudian Atheis tersebut mencoba membuat cloning seekor domba. Tuhan tertawa melihat hal tersebut dan berkata : "Bagaimana kamu menciptakan seekor domba dari caraKu, bukankah induk domba yang kau cloning itu buatan Ku?"

Sebagai orang percaya harusnya mempunyai prinsip seperti tulisan Rasul Paulus ini :
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, (2 Kor 10:5)

Bahwa pengetahuan manusia itu bagus untuk mempermudah hidup kita. Tetapi mendewakan pengetahuan akan membuat manusia menjadi angkuh dan akhirnya meniadakan Tuhan. Pengetahuan yang baik adalah pengetahuan yang dikuasai oleh Iman yang benar, bukan menjadi pengetahuan yang menggantikan Iman!

Minggu, 12 September 2010

Berbuah

Dalam Alkitab sering kita temui kata berbuah. Contohnya dalam ayat ini :

Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.(Yoh 15:1-6)

Pada ayat diatas terdapat beberapa kali kata berbuah disebutkan. Tuhan Yesus mencoba melakukan tipologi atau perumpamaan mengenai hidup orang percaya yang digambarkan sebagai pohon anggur. Pohon anggur ditanam oleh tuannya, supaya menghasilkan buah yang banyak, bila pohon itu tidak berbuah maka sia-sia lah pohon anggur tersebut ditanam. Supaya bisa berbuah ranting anggur harus melekat pada pokoknya, ranting anggur yang tidak melekat pada pokoknya akan mati karena tidak ada suplay makanan.

Demikian juga dengan hidup orang percaya, bila ingin berbuah maka ia harus melekat pada pokoknya yaitu Tuhan Yesus. Perumpamaan ini diberitakan ketika Tuhan Yesus hendak naik ke Surga, ayat ini merupakan rangkaian nasihat Tuhan Yesus sebelum naik ke Surga. yang sekaligus mengajarkan bagaimana orang percaya harusnya hidup pasca kenaikan Tuhan Yesus, seperti jaman kita sekarang.

Orang yang sudah percaya dengan Tuhan Yesus dikatakan merupakan sebuah ranting dalam satu pokok yaitu Tuhan Yesus. Kita melekat berkat suplay Firman Tuhan yang ada didalam diri kita. Melalui Firman Tuhan kita dibentuk untuk bertumbuh, berkembang dan berbuah sesuai keiginan Bapa. Bila tidak berbuah maka akan dibersihkan supaya menghasilkan buah. Tidak seperti pohon anggur yang pasif, kita sebagai manusia diberikan kemampuan untuk memilih, apaklah kita mau hidup dengan Firman Tuhan atau tidak. Bila kita memilih tidak hidup dengan Firman Tuhan maka seperti gambaran pohon anggur diatas, biarpun kita percaya dengan Tuhan Yesus tanpa ada suplay Firman Tuhan maka lama kelamaan akan kering dan mati. Apalagi untuk berbuah jangan diharapkan!

Berbuah harusnya menjadi keiginan kita, sama dengan keiginan Tuhan Yesus, karena dari buah itu kita diperhitungkan. Buah seperti apa sebenarnya ? yaitu buah-buah yang dapat dirasakan orang sekitar kita seperti hasil karya yang agung, kasih terhadap sesama dan sebagainya ... itulah sebenarnya hakekat hidup kita yang singkat ini yaitu berbuah baik yang banyak.

Sekali lagi bagaimana kita bisa berbuah? Kita bisa berbuah bila kita melekat kepada Tuhan Yesus melalui FirmanNya .. dan hendaknya Firman itu hidup didalam kita .. berbuahlah yang banyak .. Puji Tuhan!

Rabu, 08 September 2010

Ketamakan

Tadi pagi, saya setelah membaca alkitab. Saya ditegur dengan pembacaan ayat ini :

Kata Tuhan Yesus lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." (lukas 12:15)

Perkataan Tuhan Yesus bila ditelaah lebih lanjut mengandung arti pertama sebagai orang percaya kita harus berhati-hati dan berjaga-jagalah dengan segala ketamakan. Ketamakan memang tidak kelihatan bentuknya, karena ada didalam hati manusia. Ketamakan sering terlihat indah karena sering diikuti tindakan yang bagus, seperti orang bekerja keras, tetapi bekerja keras untuk memenuhi ketamakannya. Bekerja keras adalah tindakan yang terpuji tetapi bila motivasinya untuk ketamakan,bekerja keras tersebut tidak bagus, Orang yang tamak bekerja keras untuk mengumpulkan harta benda sebanyak mungkin untuk dirinya. Mereka merasa nikmat dengan mengumpulkan harta lebih banyak dari orang-orang lain dan merasa lebih dihormati. Tidak dipungkiri banyak orang untuk memenuhi keinginan tamak tersebut mencelakaan atau merugikan orang lain.

Arti kedua dalam perkataan Tuhan Yesus tersebut, bahwa harta yang melimpah tidak dapat dijadikan gantungan untuk hidup seseorang. Dalam dunia sekarang ini, manusia berusaha bekerja keras sekeras mungkin untuk mememuhi kebutuhan hidupnya. Sampai lupa akan waktu dan makna dari kehidupan itu sendiri. Bekerja keras mereka pikir akan melapangkan masa depan mereka dan mereka dapat mengandalkan hasilnya untuk kehidupannya. Padahal menurut perkataan Tuhan Yesus tersebut tidak! Yang bisa diandalkan untuk perjalanan hidup kita kedepan adalah kedekatan kita dengan Tuhan.

Dari Ayat tersebut diatas dapat disimpulkan: janganlah terkecoh dengan keinginan hati kita, yang ingin mengumpulkan harta sebanyak mungkin dengan harapan kita bisa mengandal harta tersebut. Kumpulkanlah harta yang kekal yaitu kedekatan dengan Tuhan !

Minggu, 29 Agustus 2010

Pertobatan Sejati

Mendengar cerita-cerita kriminal dan bagaimana para kriminal tersebut melakukan kejahatannya, saya bertanya-tanya dalam hati apakah mereka tidak takut hukuman dari Tuhan atas tindak tanduknya. Ataukah mereka dibutakan oleh sesuatu sehingga mereka tidak mengerti bahwa perbuatannya tersebut akan merugikan dirinya sendiri.

Yang lebih mencegangkan saya beberapa kriminal tersebut, sudah beberapa kali masuk penjara, alias keluar masuk penjara. Penjara yang diyakini merupakan cara pemerintah atau manusia menghukum si kriminal agar bertobat dari perbuatannya tampaknya kurang berfungsi. Karena tidak sedikit para kriminal keluar dari penjara bukanya berubah menjadi baik malahan menjadi lebih kejam, adakah yang salah dari sistem ini?

Awalnya kriminal tersebut minta maaf atau bertobat tidak ingin melakukan perbuatannya jahat lagi. Tetapi beberapa saat kemudian pertobatannya hanya dimulut saja. Mengapa hal ini terjadi? Selidik punya selidik rupanya pertobatan tersebut hanya merupakan pertobatan di depan Polisi, Hakim, Sanak Saudara dan Handai Tolan. Pertobatan didepan manusia! Pertobatan yang sejati adalah pertobatan di hadapan Tuhan, karena Tuhanlah yang berpekara dengan orang tersebut. Melakukan pelanggaran dosa adalah melawan perintah Allah.

Kita sebagai manusia tidak bisa memaksakan seseorang untuk bertobat, pertobatan yang sejati muncul dari diri sendiri. Kita hanya bisa memberi gambaran dan nasihat keputusan tetap pada manusia yang bersangkutan. Yang terbaik yang kita lakukan adalah berdoa supaya Tuhan melakukan mujisatNya, merubah orang tersebut!

Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN. Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya. (Yeremia 24:7)

Rabu, 25 Agustus 2010

Law of Used

Bila mendengar Hukum menabur dan menuai, hampir semua orang mengetahuinya. Rupanya ada satu hukum lagi yang baru saya mengerti yaitu Hukum menggunakan, atau kerennya Law of Used. Menurut Hukum ini "Apa yang kita usahakan akan menjadi bagian kita, sedangkan apa yang tidak diusahakan akan menghilang".

Menurut Hukum ini, supaya sesuatu menjadi bagian dari kita lakukanlah terus menerus, dan sesuatu akan hilang bila kita tidak melakukannya. Hukum ini sangat nyata diterapkan pada karakater atau sifat seseorang. Orang yang tidak mau bekerja keras akan menjadi malas. Orang yang suka tantangan menjadi orang yang berani. Orang yang tidak menggunakan imannya akan menjadi orang yang tidak percaya. Itulah sebabnya mengapa didalam hidup ini, terjadi silih berganti drama-drama kehidupan disitulah kesempatan kita untuk menggeluarkan sifat-sifat kita supaya menjadi terasah, sifat yang terasah menjadi suatu kekuatan kita.

Manusia adalah satu-satunya mahluk hidup yang bisa melakukan perubahan sesuai keinginannya, karena manusia diciptakan Tuhan dengan pikiran dan pengertian. Untuk itu manusia sebenarnya bisa melakukan perubahan-perubahan sifat sesuai dengan kemauan. Kita dapat menanggalkan sifat yang buruk dengan terus menerus tidak menggunakannya. Dan kita bisa mendapatkan sifat yang baik dengan terus menerus menggunakannya.

Sekali lagi dalam konteks ber Tuhan maka, "Orang yang tidak menggunakan imannya akan menjadi orang yang tidak percaya." dan "Orang yang mengunakan imannya akan menjadi orang percaya"

Itulah inti dari Law of Used .. terpujilah Tuhan

Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi." (Mat 25: 14-30)

Minggu, 22 Agustus 2010

Prinsip Berusaha menurut Firman Tuhan

Tidak dapat dipungkiri semua manusia ingin berhasil dalam usahanya. Semua perusahaan atau usaha yang didirikan manusia mempunyai prinsip ini, yaitu menghasilkan keuntungan dan berlangsung lama. Tidak ada seorangpun ingin mendirikan usaha dengan harapan usahanya akan merugi, pasti ingin untung.

Untuk bisa menghasilkan untung, sudah banyak teori-teori managemen yang menjelaskannya. Dari beberapa teori yang ada, salah satunya menyebutkan supaya bisa menghasilkan, kita harus memberi lebih dari yang diharapkan. Supaya bisa menghasilkan kita memberikan sesuatu lebih dari yang orang lain berikan, kita harus lebih cakap. Prinsip ini sesuai dengan Firman Tuhan dan sudah menjadi hukum alam :

Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang-orang yang hina. (Ams 22:29)

Apabila sudah memberikan yang terbaik atau sudah menjadi cakap dibidangnya? bisakah kita dengan semena-mena mengatur atau mengeksplorasi keahlian tersebut untuk keiginan kita sendiri. Sekali-kali tidak Tuhan dalam kehidupan nyata berbicara kepada kita mengenai hal ini.

Lebah berusaha untuk mengumpulkan madu dari berbagai macam bungga dengan keahliannya .. apakah bungga tersebut menjadi layu dan rusak? Tidak. Malahan bungga tersebut bertambah banyak, karena selain menghisap madu dari bungga, lebah juga melakukan penyerbukan sehingga pekerjaan lebah bermanfaat buat bungga juga. Sehingga bungga tersebut berkembang menjadi banyak dan berbuah.

Dari gambaran diatas Tuhan ingin bercerita kepada manusia, berusahalah menjadi ahli dibidangmu dan biarlah keahlianmu bisa dirasakan oleh semua orang. Berusahalah untuk mencari untung dan usahakanlah keuntunganmu untuk kesejahteraan semua orang ...

Menjadi pertanyaan buat kita apakah keuntungan kita juga menguntungkan orang lain juga, atau malah mendatangkan kerugian buat orang lain?

Ingin Kaya

Suatu hari saya menghadiri sebuah seminar keuangan di Gereja, dan saya terkejut dengan satu ayat Firman Tuhan berkata :

Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. (1 Tim 6:9)

Sekilas ayat tersebut berkata bahwa siapa yang ingin kaya akan terjatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan. Untuk itu jangan-lah kita mengiginkan kekayaan. Jadi apakah Orang percaya tidak boleh ingin kaya? berdasarkan ayat tersebut tidak boleh, karena keinginan tersebut akan membawa kedalam bermacam-macam percobaan, yang akhirnya kita tidak sadar terperangkap dengannya.

Pertanyaan selanjutnya apakah ini tidak bertentangan dengan Firman Tuhan yang lain yang mengatakan :

Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan. (Ams 22:4)

Apakah dua ayat tersebut bertentangan? .. Orang percaya tidak boleh kaya! tetapi bagaimana dengan Orang percaya yang menjadi Kaya? Bagaimana mereka mendapatkannya? apakah mereka tidak mengiginkannya?

Akhir dari seminar tersebut terungkap bahwa keinginan untuk kaya akan mendatangkan banyak pencobaan. Padahal di zaman sekarang banyak Orang percaya yang berdoa supaya mereka dijadikan kaya, dan tidak sedikit ajaran-ajaran sesat, yang meng-agung-agungkan kekayaan. Statementnya : "Bahwa Orang percaya harus kaya, karena Tuhan kita kaya"

Hati-hati dengan pengajaran tersebut .. karena sesuai dengan prinsip Firman Tuhan, doa seperti itu adalah salah, karena motivasinya salah. Tuhan tidak memberikan kekayaan pada Orang yang ingin kaya. Tuhan memberikan kekayaan kepada Orang percaya yang rendah hati dan takut akan Tuhan.

Jadi kesimpulannya janganlah menginginkan kekayaan tetapi inginkanlah hidup yang berkenan pada Tuhan. Karena kekayaan akan diberikan oleh Tuhan untuk Orang percaya yang hidupnya berkenan kepadanNya. Kekayaan yang dipunyai orang tersebut untuk menjadi berkat buat orang lain. Terpujilah Tuhan Yesus !

Selasa, 17 Agustus 2010

Perintah Allah tidaklah berat

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kebiasaan kita dibentuk dari perbuatan-perbuatan yang berulang-ulang. Seorang menjadi ahli dalam suatu bidang, karena dia terus menerus menekuninya. Seorang Michael Jordan, bisa menjadi pemain basket yang mahir karena hampir separuh harinya digunakan untuk berlatih basket. Manusia terbentuk dari pengulanggan-pengulanggan. Pengulangan-pengulangan yang terus menerus membentuk karakter seseorang. Karakter yang sudah terbentuk biasanya akan sulit untuk dihilangkan.

Melihat kenyataan tersebut maka tidaklah heran bila manusia berkata bahwa melakukan perintah Allah adalah perbuatan yang sulit. Mengapa sulit? karena kita terus menerus hidup didalam tindakan melawan perintah Allah. Karena hampir semua orang melakukan tindakan yang sama, maka perbuatan melawan Allah lebih mudah daripada menurutinya.

Sebagai contoh : Paru-Paru kita lebih cocok menghirup udara segar daripada asap rokok. Pada awal mulai merokok, kita merasakan ketidak enakan di Paru-paru dengan batuk-batuk. Tetapi kemudian bila asap rokok itu terus menerus dihirup lambat laun Paru-Paru menjadi terbiasa. Dan bila tindakan itu dilakukan berulang-ulang pengetahuan bahwa asap rokok itu tidak cocok dengan Paru-Paru menghilang, menjadi pengetahuan bahwa asap rokok itu nikmat. Padahal lambat laun Paru-Paru kita menjadi rusak.

Begitu juga dengan dosa (tidak melakukan perintah Allah). Pada dasarnya manusia diciptakan Allah untuk melakukan perintahNya. Tetapi karena kebiasaan manusia yang melawan Allah, maka pengetahuan umum menyatakan bahwa melakukan perintah Allah adalah sulit. Padahal Firman Tuhan Berkata :

Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, (1 Yoh 5:3)

Tidaklah terlambat untuk merubah kebiasaan buruk kita, selama masih hidup dan keiginan yang kuat untuk melakukan kehendak Allah dengan melakukannya berulang-ulang semuanya akan mudah. Biarlah kita menjadi Garam dan Terang ditengah-tengah dunia yang Gelap ini.

Minggu, 01 Agustus 2010

Repetition is mother of skill

Keinginan untuk menjadi lebih baik adalah dambaan semua orang. Setiap manusia menginginkan peningkatan dalam kualitas hidupnya. Demikian juga TUHAN mengiginkan setiap manusia berubah menjadi lebih baik. Perubahan tersebut tidak bisa dengan sendirinya terjadi, perlu effort.

Secara sadar ataupun tidak sadar sebenarnya TUHAN sudah memberikan contoh yang kongkrit bagaimana seharusnya kita berubah. TUHAN tidak menciptakan manusia langsung menjadi manusia dewasa dan matang. Atau TUHAN tidak langsung memberikan kemampuan yang luar biasa pada setiap orang. TUHAN memberikan bekal dan potensi kemudian proses yang akan menguatkannya.

Melalui penciptaan waktu, dengan adanya siang dan malam yang berulang terus menerus, TUHAN ingin berbicara kepada kita manusia. Bahwa kematangan membutuhkan pengulangan. Kebiasaan yang baik terbentuk dari pengulangan-pengulangan tindakan yang baik. Tidak mungkin kita mempunyai skill yang kita dambakan bila tidak mau melakukan effort, berupa pengulangan tindakan untuk skill tersebut. Untuk melakukan pengulangan dibutuhkan komitmen dan keteguhan. Lakukanlah pengulangan tindakan yang baik niscaya akan menjadi kebiasaan yang baik.

Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu. (Ulangan 6:5-9)

Selasa, 22 Juni 2010

Menjaga Hati.

Selama ini saya berusaha keras untuk meningkatkan kualitas personal saya. Banyak buku dan bacaan yang sudah saya lahap untuk pencapaian tersebut. Keinginan tersebut tidaklah muluk-muluk, yaitu bagaimana saya bisa berbicara dengan baik dan tenang, serta mengurangi kata sia-sia yang keluar dari mulut saya.

Latihan demi latihan sesuai buku yang saya baca sudah saya kerjakan, pada awalnya kelihatan berhasil tetapi tidak lama kemudian muncul kembali kata sia-sia tersebut. Begitu seterusnya dan hampir-hampir saya frustasi, apakah memang sudah dasar saya seperti itu?

Setelah membaca Firman Tuhan, barulah saya benar-benar sadar. Bahwa menjaga perkataan sebenarnya adalah usaha yang melelahkan bila kita tidak menjaga hati. Ibarat memberantas semut, tetapi tidak sampai ke sarang-sarangnya. Hilang sebentar kemudian muncul kembali. Bila kita bisa menjaga hati kita, maka perbuatan dan perkataan akan mengikutinya.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Minggu, 20 Juni 2010

Pencobaan dan Ujian

Apakah yang dimaksudkan dengan pencobaan? dan apa yang disebutkan sebagai ujian? Kedua hal tersebut seolah-olah sama bagi sebagian orang, tetapi sebenarnya sangat berbeda bagi orang percaya. Pencobaan datangnya dari keinginan kita dan tidak pernah datang dari Tuhan karena Tuhan tidak pernah mencobai, pencobaan bermakna negatif karena pencobaan berusaha untuk menjatuhkan. Lain halnya dengan ujian, ujian lebih bermakna positif karena ujian biasanya digunakan untuk meningkatkan derajat seseorang.

Dalam situasi tertentu pencobaan dan ujian seperti dua sisi mata uang. Pencobaan berusaha untuk menjatuhkan kita, sedangkan ujian berusaha menaikkan derajat kita. Bagaimana cara untuk menghadapi situasi tersebut apakah ini sebagai pencobaan ataukah ujian. Dalam kitab Yakobus dituliskan dengan tegas, untuk menghadapi situasi tersebut yang bermain adalah cara pandang kita. Dan cara pandang tersebut datangnya dari hikmat.

Hikmat adalah cara melihat sesuatu dari sudut pandang Allah. Dan hikmat itu datangnya dari Allah. Kitab Yakobus berkata mintalah hikmat, maka hikmat itu akan diberikan kepadamu. Jadi bila kita jatuh dalam pencobaan anggaplah sebagai ujian dan mintalah hikmat dari Tuhan.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:2-5)

Minggu, 30 Mei 2010

Duduk, Berdiri dan Berjalan

Mazmur 1:1-3 merupakan salah satu ayat dalam Alkitab, yang secara tegas menggambarkan keuntungan menjadi orang benar. Didalam ayat tersebut tergandung makna yang dalam sekali mengenai bagaimana manusia hidup.
Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Maz 1:1-3)
Dalam ayat 1 terdapat 3 kata kerja yang dilakukan manusia setiap hari yaitu berjalan, berdiri dan duduk. Berjalan merupakan tindakan aktif seorang manusia untuk berinteraksi dengan dunia sekitarnya. Dalam berjalan setiap manusia pasti mempunyai arah dan tujuan. Kesalahan dalam menentukan arah dan tujuan, membuat seorang manusia menjadi sia-sia.
Kapan kita menentukan arah dan tujuan? Arah dan tujuan hidup ditentukan ketika kita berdiri. Berdiri merupakan gambaran dari pendirian seseorang. Pendirian seseorang yang salah menyebabkan arah dan tujuan juga salah. Pendirian yang tidak teguh juga membuat perjalanan seorang manusia tidak mantab.
Kapan kita memantapkan pendirian? Ketika kita duduk dalam merenung atau berdiskus,i disinilah pendirian kita ditentukan. Jadi secara tidak langsung pemazmur berkata, bagaimana kamu berjalan, dan bagaimana kamu berdiri ditentukan dari bagaimana kamu duduk dalam merenung dan bergaul.
Perjalanan seseorang akan gagal dan pendiriannya akan goyah bila perenungan dan pergaulan dengan Allah sang pencipta hanya sekedarnya. Duduklah dengan tenang pagi hari bergaulah dengan Tuhan lewat FirmanNya, maka engkau akan berhasil dan beruntung.

Selasa, 23 Maret 2010

Tiga Profesi Pengikut Kristus

Dalam Alkitab terdapat perumpamaan-perumpamaan yang mempermudah kita melihat gambaran sesuatu peristiwa atau keadaan. Melalui perumpamaan kita dipermudah mengingat hal-hal tertentu yang menjadi pokok suatu pembicaraan. Dalam nasihatnya kepada Timotius, Paulus memberikan tiga perumpamaan profesi sebagai pengikut Kristus. Pertama sebagai seorang Prajurit kedua sebagai seorang Olahragawan dan yang ketiga sebagai seorang petani.

Tiga Profesi tersebut jadi gambaran bagaimana pengikut kristus hidup.

1. Seorang Prajurit, hal yang paling menonjol dalam profesi ini adalah loyalitasnya. Seorang Prajurit yang baik tidak pernah menolak perintah dari atasannya. Prajurit yang benar tidak memikirkan diri sendiri, tugasnya adalah melakukan perintah untuk menyenangkan atasannya. Begitu juga pengikut Kristus seharusnya kita tidak perlu menyibukkan diri dengan keinginan diri sendiri, yang perlu kita lakukan adalah menyenangkan Kristus, dan nanti Kristus yang memikirkan kebutuhan kita.

2. Seorang Olahragawan, hal yang paling menonjol dalam profesi ini adalah sportifitas, artinya setiap olahragawan pasti tunduk kepada aturan. Olahragawan yang baik pasti taat kepada aturan, dia berusaha sekuat tenaga memenangkan perlombaan dengan mengikuti aturan yang ada. Sebagai Olahragawan Kristus kita diatur oleh Firman Tuhan. Firman Tuhan merupakan pedoman hidup kita, taat kepada Firman Tuhan merupakan tanda pengenal kita.

3. Seorang Petani, hal yang paling menonjol dalam profesi ini adalah tabur-tuai. Petani mengenal benar hukum ini, apa yang ditabur itu pula yang akan dituai. Tidak pernah petani menabur jagung dan kemudian akan menuai padi. Dan setiap petani tahu benar bila tidak menabur pasti tidak menuai. Sebagai pengikut Kristus kita diharapkan berpola pikir sama seperti petani, bahwa apa yang kita tabur itu pula yang akan kita tuai. Menabur kebaikan akan menuai kebaikan pula.

Perumpamaan tiga profesi dari Rasul Paulus ini, cukup menggambarkan bagaimana kita pengikut Kristus harus hidup.

Timotius, anakku! Hendaklah engkau menjadi kuat oleh rahmat yang diberikan kepada kita, karena kita bersatu dengan Kristus Yesus. Ajaran yang dahulu sudah kaudengar dari saya di depan banyak orang, hendaklah kaupercayakan kepada orang-orang yang dapat dipercayai dan yang cakap mengajar orang lain. Engkau harus turut menderita sebagai prajurit Kristus Yesus yang setia. Seorang prajurit yang sedang tugas, tidak akan menyibukkan dirinya dengan urusan-urusannya sendiri, sebab ia ingin menyenangkan hati panglimanya. Seorang olahragawan tidak akan menjadi juara di dalam suatu pertandingan, kalau ia tidak mentaati peraturan-peraturan. Petani yang sudah bekerja keras, dialah yang pertama-tama berhak mendapat hasil tanaman. Renungkanlah apa yang saya kemukakan itu, sebab Tuhan akan memberikan kepadamu kesanggupan untuk mengerti semuanya. (2Tim 2:1-7)

Senin, 15 Maret 2010

Incognito

Para Raja atau penguasa dahulu, sering melakukan Incognito. Mereka menyamar sebagai rakyat biasa dan mengamati situasi. Hal ini mereka lakukan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang keadaan rakyatnya.

Pada suatu ketika Ratu Victoria ke 2 melakukan incognito, menyamar sebagai rakyat biasa, ditengah penyamarannya terjadi hujan yang sangat lebat. Ratu menumpang berteduh disebuah rumah dan bercakap-cakap dengan sepasang suami istri. Karena hujan sudah lama, Ratu ingin pulang dan meminjam payung mereka. Ratu berjanji akan mengembalikan payung tersebut. 

Terjadi pertengkaran yang seru diantara suami-istri tersebut, mengenai payung mana yang aka mereka pinjamkan. Karena mereka mempunyai dua payung, yang pertama payung yang baru saja dibeli beberapa hari yang lalu, sedangkan yang kedua adalah payung yang sudah robek, meskipun masih bisa dipakai.

Akhirnya mereka memutuskan untuk meminjamkan payung yang sudah robek dengan anggapan bila payung tersebut tidak dipulangkan mereka tidak merasa rugi. Betapa terkejutnya mereka ketika keesokan harinya Ratu datang ketempat mereka bersama dengan para bangsawan lainnya untuk mengembalikan payung yang telah dipinjamnya. Mereka menyesal meminjamkan payung yang sudah robek tersebut untuk seorang Ratu, padahal ada payung yang masih baru.

Tuhan juga melakukan Incognito! Tuhan menyamar sebagai orang-orang disekeliling kita untuk menguji seberapa besar pengenalan kita akan Dia.

Mat 25:32-46 Segala bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya. Lalu Ia akan memisahkan mereka menjadi dua kumpulan seperti gembala memisahkan domba dari kambing.. Orang-orang yang melakukan kehendak Allah akan dikumpulkan di sebelah kanan-Nya, dan yang lain di sebelah kiri-Nya. Kemudian Raja itu akan berkata kepada orang-orang di sebelah kanan-Nya, 'Marilah kalian yang diberkati oleh Bapa-Ku. Masuklah ke dalam Kerajaan yang disediakan bagimu sejak permulaan dunia. Sebab pada waktu Aku lapar, kalian memberi Aku makan, dan pada waktu Aku haus, kalian memberi Aku minum. Aku seorang asing, kalian menerima Aku di rumahmu. Aku tidak berpakaian, kalian memberikan Aku pakaian. Aku sakit, kalian merawat Aku. Aku dipenjarakan, kalian menolong Aku.
Lalu orang-orang itu akan berkata, 'Tuhan, kapan kami pernah melihat Tuhan lapar lalu kami memberi Tuhan makan, atau haus lalu kami memberi Tuhan minum? Kapan kami pernah melihat Tuhan sebagai orang asing, lalu kami menyambut Tuhan ke dalam rumah kami? Kapan Tuhan pernah tidak berpakaian, lalu kami memberi Tuhan pakaian? Kapan kami pernah melihat Tuhan sakit atau dipenjarakan, lalu kami menolong Tuhan?' Raja itu akan menjawab, 'Ketahuilah: waktu kalian melakukan hal itu, sekalipun kepada salah seorang dari saudara-saudara-Ku yang terhina, berarti kalian melakukannya kepada-Ku!
Lalu Raja itu akan berkata kepada orang-orang di sebelah kiri-Nya, 'Pergilah dari sini, jahanam! Masuklah ke dalam api yang tidak bisa padam, yang sudah disediakan bagi Iblis dan malaikat-malaikatnya!Sebab pada waktu Aku lapar, kalian tidak memberi Aku makan; pada waktu Aku haus, kalian tidak memberi Aku minum.Aku seorang asing, kalian tidak menerima Aku di dalam rumahmu. Aku tidak berpakaian, kalian tidak memberi Aku pakaian. Aku sakit dan dipenjarakan, kalian tidak merawat Aku.
Lalu mereka akan berkata kepada-Nya, 'Tuhan, kapankah kami melihat Tuhan lapar, atau haus, atau sebagai seorang asing, atau tidak berpakaian, atau sakit, atau dipenjarakan, dan kami tidak menolong Tuhan?' Raja itu akan menjawab, 'Ketahuilah: pada waktu kalian tidak mau menolong salah seorang yang terhina ini, berarti kalian tidak mau menolong Aku.'Maka orang-orang itu akan dihukum dengan hukuman yang kekal, sedangkan orang-orang yang melakukan kehendak Allah akan mengalami hidup sejati dan kekal."

Sabtu, 27 Februari 2010

Khawatir adalah dosa

Membaca biografi Smith Wigglesworth, saya tersentak dengan satu kalimat yang dia katakan : "Khawatir adalah salah satu bentuk dosa". Sebagai Tokoh yang mempunyai reputasi dalam hal penyembuhan dan beberapa kali membangkitkan orang mati, termasuk salah satunya adalah istrinya sendiri. Maka kata-kata yang di ucapkan tersebut mempunyai pengaruh yang dalam kepada kita sebagai pengikut Kristus.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita diperhadapkan oleh emosi khawatir ini. Khawatir muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari yang sepele seperti mengkhawatirkan sesuatu tidak sesuai dengan rencana kita, sampai dengan mengkhawatirkan masa depan kita. Sehingga sering kita menyepelekan perasaan khawatir dan menganggapnya remeh. Padahal dampak yang dihasilkannya bila perasaan ini berdiam lama di pikiran kita bisa berakibat fatal. Banyak orang menjadi tidak waras pikirannya karena khawatir yang berkepanjangan dalam hidupnya. Kejadian bunuh terjadi disebabkan karena khawatir yang begitu dalam, sehingga mereka takut menghadapi hari esok.

Seperti firman Tuhan dalam Mat 6:25-33, mengenai Khawatir.

Sebab itu ingatlah; janganlah khawatir tentang hidupmu, yaitu apa yang akan kalian makan dan minum, atau apa yang akan kalian pakai. Bukankah hidup lebih dari makanan, dan badan lebih dari pakaian? Lihatlah burung di udara. Mereka tidak menanam, tidak menuai, dan tidak juga mengumpulkan hasil tanamannya di dalam lumbung. Meskipun begitu Bapamu yang di surga memelihara mereka! Bukankah kalian jauh lebih berharga daripada burung? Siapakah dari kalian yang dengan kekhawatirannya dapat memperpanjang umurnya biarpun sedikit? Mengapa kalian khawatir tentang pakaianmu? Perhatikanlah bunga-bunga bakung yang tumbuh di padang. Bunga-bunga itu tidak bekerja dan tidak menenun; tetapi Raja Salomo yang begitu kaya pun, tidak memakai pakaian yang sebagus bunga-bunga itu! Rumput di padang tumbuh hari ini dan besok dibakar habis. Namun Allah mendandani rumput itu begitu bagus. Apalagi kalian! Tetapi kalian kurang percaya! Janganlah khawatir dan berkata, 'Apa yang akan kita makan', atau 'apa yang akan kita minum', atau 'apa yang akan kita pakai'? Hal-hal itu selalu dikejar oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kalian memerlukan semuanya itu.
Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.