S P A S I

Senin, 13 Agustus 2012

Once saved, always saved

Once saved, always saved merupakan doktrin yang dikeluarkan oleh kaum Protestan, bahwa seorang Kristen bila percaya kepada Tuhan Yesus, dia akan selamat selama-lamanya. Bagaimana bila orang tersebut setelah percaya kemudian hidup di dalam dosa? apakah akan selamat. Pertanyaan tersebut pernah saya tanyakan kepada seorang pendeta Protestan, jawabnya: dia selamat, tetapi seperti baru keluar dari kebakaran besar, sedikit gosong dan tidak membawa apa-apa kehilangan perbekalannya. Bagaimana bila orang tersebut akhirnya terjerumus sangat dalam dan menjadi sesat? pertanyaan itu hanya timbul dalam hati saya :-)

Menurut sejarahnya doktrin once saved, always saved muncul pada jaman kegelapan Gereja, dimana para pemuka agama waktu itu menjual surat penghapusan dosa dengan uang. Orang yang berdosa bisa diampuni dosanya bila membeli surat penghapusan dosa. Ajaran seperti itu benar-benar menyalahi perintah Tuhan Yesus, bahwa keselamatan tidak bisa dibeli dengan uang, keselamatan adalah Anugrah.

Maka tidak heran banyak orang Kristen yang berpengang pada doktrin tersebut hidupnya suam-suam kuku, pokoknya saya sudah percaya kepada Tuhan Yesus apapun yang saya lakukan pasti akan selamat. Kenyataan ini membuat pertanyaan besar di hati saya? Belakangan saya mendapat suatu pengertian, daripada mempertanyakan kebenaran doktrin tersebut karena pikiran kita terbatas, maka lebih baik kita berjaga-jaga. Artinya saya percaya bahwa keselamatan adalah Anugrah dari Tuhan, sekali diselamatkan akan terus selamat. Tetapi keselamatn tersebut harus diperjuangkan atau dipertahankan keberandaanya, bukankah perintah Tuhan Yesus sebelum naik ke surga supaya kita orang percaya bertumbuh dan berbuah, karena dari buah tersebut kita dilihat. Jadi letaknya bukan dari percaya saja, tetapi dilihat dari buahnya juga.  

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu Aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu Aku tidak hadir,karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi 2:12-13)

Kamis, 17 Mei 2012

Full Timer vs Part Timer

Mendengar kotbah Pdt.DR. Stephen Tong tentang pelayanan dan kupasannya/ulasannya mengenai pekerjaan kita para pengikut Kristus. Ada 2 jenis pekerjaan yang terlihat yaitu part-timer dan full-timer. 

Sebagai pengikut Kristus kita semua terpanggil untuk menjadi pelayan Tuhan, karena memang panggilan kita pada prinsipnya hidup untuk membawa perintah atau mandat dari Tuhan, dan itu adalah tugas pelayanan. 
Perbedaan antara full-timer dan part-timer adalah pada panggilannya. Didalam alkitab ada 2 nabi yang berprofesi part-timer yaitu Yusuf dan Daniel. Kedua-duannya bekerja pada pemerintah dan sekaligus menjadi pembawa berita keselamatan.

Dari kisah kedua nabi tersebut, saya mencoba memahami bahwa perbedaan antara full-timer dan part-timer sebenarnya sama-sama berat. Awalnya saya mengira pekerjaan full-timer lebih berat dari pada part-timer. Karena full-timer hidupnya benar-benar bergantung kepada Tuhan dan harus terus menjaga kehidupannya. Tetapi belakangan saya baru mengerti bahwa part-timer mempunyai tantangan tersendiri, bagaimana kita harus hidup kudus ditengah lingkungan yang tidak benar. Kisah Yusuf dan Daniel memberikan gambaran bagaimana sulitnya hidup sebagai part-timer.

Kita harus memilih sesuai kehendak Tuhan tentunya, mau menjadi full-timer atau part-timer, seperti Pak Tong bilang "tidak bisa semua menjadi full-timer karena kalau semua full-timer siapa yang akan menjadi jemaat". Untuk itu yang mendapat panggilan menjadi full-timer (Gembala, Pengkotbah, Penginjil) jangan iri dan tetap serius menjadi full-timer. Untuk yang menjadi part-timer (Pengusaha, Pegawai, Ibu Rumah Tangga) tetap menjadi part-timer yang baik serius bekerja di tempatnya masing-masing. Amin

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya. (Daniel1:8)

Sabtu, 14 April 2012

Mazmur 23

Tuhan adalah gembalaku, merupakan judul dari kitab Mazmur pasal 23. Banyak Nyanyian atau puisi yang dibuat berdasarkan pasal ini. Daud yang pernah menjadi seorang gembala domba, mengerti benar arti seorang gembala dihadapan domba-dombanya. Saya percaya bahwa tulisan Daud di pasal ini di ilhami oleh  pengalaman tersebut dan dicerahkan oleh Roh Kudus.

Didalam cerita ini secara jelas kita bisa melihat empat keadaan dalam kehidupan orang Kristen. sebagai orang Kristen kita percaya Tuhan Yesus adalah gembala kita, seperti pernah Dia berkata " Aku adalah gembala yang baik".

Tahapan kehidupan Kristen pertama adalah Kristen kanak-kanak, dimana apa yang kita minta akan terkabul, hidup penuh dengan cinta mula-mula. Dunia terasa indah dan berbunga-bunga. Tuhan membaringkan aku di rumput yang hijau.

Kehidupan Kristen selanjutnya tidak cukup sampai disitu, dimana Tuhan membawa kita kedalam lembah kelam, ujian demi ujian datang menghadang kita. Kehidupan Kekristenan seolah-olah menjadi berat, tetapi seperti mazmur tersebut tuliskan bahwa Tuhan sebagai gembala menjaga kita dengan tongkatnya dia menuntun kita dengan gadanya Tuhan menjaga kita. Sekalipun dalam lembah kekelaman aku tidak takut bahaya karena gada dan tongkatmu itu yang menghibur aku.

Kehidupan tahap selanjutnya, setelah melewati lembah kekelaman Tuhan memberikan makanan dihadapan lawan-lawan kita, pada tahapan ni Tuhan meninggikan kita dan memberikan hak istimewa.

Kehidupan tahap ke empat, dimana kita hidup bersama Tuhan sepanjang masa. Disini kita sudah tidak hidup didunia lagi, Kita hidup bersama Tuhan selama-lamanya.

Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa. (Maz 23:1-6)

Blessing From GOD

Tanggal 17 Februari 2012 tak akan pernah saya lupakan, tanggal tersebut adalah tanggal Papi tercinta dipanggil oleh Tuhan. Beberapa minggu terakhir, Papi berjuang melawan penyakitnya. Dalam penderitaan tersebut Papi tetap setia, dan dia tidak pernah putus asa. Dalam akhir hidupnya di tutup dengan sempurna pada usia 71 thn.

Belakangan saya baru mengerti, bahwa Papi adalah blessing dari Tuhan buat saya. Papi adalah sosok yang sempurna, malaikat yang Tuhan berikan untuk saya. Papi itu rendah hati, mau bergaul dengan semua lapisan orang, administrasi yang apik, pembelajar dan kutu buku, pendiam, humoris, Papi mempunyai kharisma .. sosok yang sempurna.

Penghargaan terbesar yang diberikan seorang anak kepada ayahnya adalah dengan mengatakan "Kalau saya besar nanti, saya ingin seperti ayah". Itulah penghargaan yang akan saya berikan kepadamu Papi, saya ingn menjadi sepertimu, rendah hati, suka menolong, administasi yang apik, pembelajar dan menjadi berkat buat semua orang. Teladan yang telah engkau contohkan selalu menjadi inspirasi di hidup saya. Terima Kasih Papi engkau telah membuat nilai-nilai yang kokoh dalam kehidupanku. Terima kasih Tuhan untuk seorang ayah yang bijaksana.

Kamis, 05 April 2012

Papi Tercinta

17 Februari 2012, hari yang tidak pernah saya lupakan. Hari itu akhirnya tiba, setelah perjuangan dan kepasrahan silih berganti selama 3 bulan. Awal November 2011, Papi terdeteksi mengidap kanker paru-paru, rupanya kelemahan tubuh dan sakit yang dialaminya sejak awal 2011 merupakan gejala kanker.

Bukan perpisahan yang kami sesali, karena perpisahan adalah sebuah kepastian. Setiap manusia pasti akan kembali ke pangkuan sang Pencipta. Apalagi kami percaya sekali Papi adalah seorang yang taat dan beriman. Papi adalah sesosok manusia yang jarang sekali ditemukan sekarang ini. Papi adalah seorang yang berkarakter, beliau rendah hati, administrasi yang baik, dan tidak pernah mengeluh.

Diakhir hidupnya perjuangan Imannya nyata sekali terlihat. jauh dari kesibukan modern dan perkembangan Teknologi yang selama ini beliau geluti, memilih untuk tinggal di tempat yang asing dan jauh dari sanak saudara untuk berbakti diakhir hidupnya melayani sesama berbagi berita keselamatan. Papi sering berkata "Biarlah sisa hidup saya ini untuk melayani Tuhan".

Penyesalan yang nyata bagi saya anaknya .. sampai akhir hidupnya saya merasa belum mengenal sepenuhnya Papi. Saya hanya bisa melihat dari hasil karyannya dan pelayannya. Tugas berat berada dipundak saya untuk melanjutkan perjuangan Papi, apakah saya dapat melakukannya. Tuhan tolonglah saya.
Terima kasih Tuhan Engkau telah memberikan saya seorang Malaikat...
Papi sampai kita bertemu kembali, kisah hidup dan teladanmu selalu menjadi kenangan terindah dalam hidupku ..

Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan (Lukas 22:27)

Jumat, 06 Januari 2012

Berjaga jaga

Dalam perkembangan teknologi seperti sekarang, kemampuan untuk memprediksi masa depan menjadi agenda yang banyak di bicarakan. Manusia mencoba untuk melihat kedepan apa yang akan terjadi menggunakan teknologi informasi. Beberapa ahli ekonomi meramalan akan terjadi kegoncangan dan krisis ekonomi di dunia tahun-tahun mendatang, berdasarkan data statistik dan rumus-rumus ekonomi.

Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh perusahaan asuransi, dengan tenaga penjual yang ahli mereka menawarkan berbagai jenis proteksi, dari proteksi properti hingga jiwa, dari proteksi perseorangan ke perusahaan2 besar. Musibah tidak bisa dihindari, tetapi bisa di manage begitu kata mereka. Secara logika berpikir memang benar apa yang dikatakan tersebut, dalam beberapa cerita dalam Alkitabpun menunjukkan hal yang sama.

Manusia berusaha berjaga-jaga untuk menghindari diri dari musibah atau sedikitnya meminimalisasi akibat musibah dengan bermacam-macam cara salah satunya contoh asuransi diatas. Manusia akhirnya lupa dengan yang utama, yaitu berjaga-jaga dalam Doa.

Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia." (Luk 21:36)

Cara TUHAN

Lalu Daud dan segenap orang Israel berangkat ke Baala, ke Kiryat-Yearim, yang termasuk wilayah Yehuda, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN yang bertakhta di atas kerubim. Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru dari rumah Abinadab, sedang Uza dan Ahyo mengantarkan kereta itu. Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri. Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Kidon, maka Uza mengulurkan tangannya memegang tabut itu, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Ia membunuh dia oleh karena Uza telah mengulurkan tangannya kepada tabut itu; ia mati di sana di hadapan Allah. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada Allah, lalu katanya: "Bagaimanakah aku dapat membawa tabut Allah itu ke tempatku?" (1 Taw 13:6-12)

Penggalan cerita Alkitab diatas menggambarkan usaha manusia yang menurut kita bagus, tetapi bukan sesuai perintah Tuhan. Dalam kehidupan ini sering kita mengalami kekecawaan terhadap Tuhan, dan salah satu penyebabnya adalah hal diatas.

Kita menurut pikiran kita sudah benar dihadapan Tuhan, menurut hati kita pasti Tuhan akan senang, padahal belum tentu. Daud yang mempunyai niat baik membawa Tabut Tuhan ke tempat yang lebih bagus, dengan cara membawa tabut diatas kereta membawa musibah sehingga imam Uza mati. Tuhan menginginkan Tabut perjanjian dibawa dengan dipikul oleh empat orang imam.
Hal-hal tersebut kelihatannya sepele tetapi menurut Tuhan tidak. Dari cerita tersebut kita, sebagai pengikut Kristus dituntut untuk taat dengan cara Tuhan.