S P A S I

Jumat, 14 Februari 2020

Surat Kecil Dari Tuhan

Kepada : KAMU
Tanggal : HARI INI 
Dari : TUHAN
Perihal : DIRIMU 

Ini AKU, 
AKU yang akan menangani semua masalahmu.. 
 
Dan ingat, 
Bila dunia ini menyodorkan masalah yang tidak dapat kau tangani sendiri, 
Jangan berusaha menyelesaikan masalah itu. 
Tetapi, serahkanlah masalahmu itu kepadaKu. 
AKU akan menyelesaikan masalahmu sesuai JADWAL yang AKU tentukan sendiri. 

Semua masalahmu PASTI akan AKU selesaikan, tetapi sesuai jadwalKu, bukan jadwalmu. 

Setelah semua masalahmu kamu serahkan kepadaKu, Janganlah kamu pikirkan dan khawatirkan. 
Sebaliknya, fokuslah kepada semua hal-hal BAIK yang sedang terjadi padamu sekarang.

Bila kamu terjebak kemacetan di jalan, Janganlah marah, 
Sebab masih banyak orang di dunia ini yang tidak pernah naik mobil seumur hidupnya.

Bila kamu berhadapan dengan masalah di tempat kerja, 
Berpikirlah bahwa masih banyak orang yang menganggur bertahun-tahun tanpa pekerjaan.

Bila kamu sedih karena hubungan keluarga, pikirkanlah orang-orang yang belum pernah merasakan mencintai dan dicintai. 

Bila kamu merasa bosan dengan akhir minggu, pikirkanlah orang-orang yang harus lembur siang malam tanpa libur utk menghidupi keluarga dan anak-anaknya.

Bila kendaraanmu mogok dan mengharuskan kamu berjalan kaki, 
Janganlah marah, 
Pikirkanlah orang-orang cacat yang sangat ingin merasakan berjalan di atas kaki sendiri.

Bila kamu melihat di cermin rambutmu mulai beruban, 
Janganlah bersedih, 
sebab mempunyai rambut hanyalah merupakan impian bagi orang-orang yang dalam perawatan Kemoterapi.

Bila kamu merenungi makna hidupmu di dunia ini & merenungi apa tujuan hidup mu ini ? 

Bersyukurlah... karena banyak orang yang tidak punya kesempatan hidup yang cukup lama untuk merenungi hidup mereka. 

Bila kamu memutuskan untuk meneruskan surat ini ke orang lain, AKU melihat kamu punya rasa ber terima Kasih.

Kamu telah menyentuh kehidupan mereka dalam banyak hal yang tidak pernah kamu bayangkan. 
Tuhan Yesus Memberkati.

Sumber: FIRMAN ALLAH YANG HIDUP


Tuhan Yesus Memberkati

Sabtu, 08 Februari 2020

Tidak Ada Yang Tidak Berharga

Seorang pria yg tidak lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya
Untuk mendapat penghasilan, ia pun melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena tidak punya pengetahuan mengajar, belum sampai  satu minggu mengajar ia sudah dikeluarkan.

Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."

Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat juga karena geraknya lambat.

Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki - tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?

Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.

Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.

Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.

Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.

Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki kekayaan berlimpah.

Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku ?

Jawaban sang istri ternyata sangat polos dan sederhana :
Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya.

Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air mata terharu.... Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit unggul.

Semua prestasi dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang jadi kenyataan.

Di dunia ini tidak ada seorang pun yg hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat.

Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, teruskan ke orang lain. 
Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya susah menjadi sukses.

Delapan kalimat di bawah ini, adalah intisari kehidupan :

1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.

2. Orang yang tidak bisa toleran, seberapa banyak pun teman nya, akhirnya akan sendirian.

3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.

4. Orang yang tidak bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.

5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat pun kerja nya tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.

6. Orang yang tidak bisa menabung, dapat rejeki terus pun tidak akan bisa menjadi kaya.

7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bahagia.

8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, berobat terus pun tidak akan berusia panjang.

Copas dari WA Group Foru Morolas.

Jumat, 07 Februari 2020

Cukup Jadi Rahasia Ayah

Tidak semua Ayah pandai menceritakan kejadian di tempatnya bekerja. Perihnya dampratan atasan, keributan yang  terjadi dengan rekan kerja, fitnah dari koleganya, atau sekadar gesekan kecil antar mitra kerja yang kadang menimbulkan percikan emosi. 

Tidak sedikit Ayah yang gagap untuk memulai kata, memilih bahasa untuk bisa menyampaikannya dengan tenang. Masalah yang dialaminya di jalan, tentang motornya yang bersenggolan dengan kendaraan lain, panasnya terik yang menyengat sampai ke ubun-ubun, riuhnya macet jalan raya hingga mengeringkan tenggorokan. Belum lagi soal kereta mogok berjam-jam.  

Sehingga menunda waktu tiba di rumah, hingga pupus rencana bermain bersama anak-anak yang sudah terlelap, martabak bawaan tak lagi hangat, bahkan semua kejadian di kantor, di jalan, di kereta, di bis, ikutan dingin untuk diceritakan.  

Ayah, tak jarang ia simpan sendiri semua kisah. Sebagian Ayah memang berniat menceritakannya ke istri sesampainya di rumah. Sebagian yang lain baru sempat kirim pesan singkat, “bu, Ayah mau cerita...” namun lama sang istri membalasnya. Kelamaan, jadi lupa, dan  tak lagi semangat bercerita. Boleh jadi, istrinya pun sedang sibuk dengan tumpukan setrikaan.  

Sebagian Ayah, justru memang sengaja tak berniat sedikit pun menceritakan seburuk apa pun kejadian yang dialaminya di kantor, di jalan atau di mana saja. Bukan, bukan karena ia tak percaya istrinya, tetapi karena ia hanya ingin selalu membawa kabar positif pulang ke rumah. Tak jarang ia mampir dulu ke kedai kopi sebelum di rumah, sebagian lain memilih menumpahkan keluh kesahnya di masjid dekat rumah, atau menghisap dalam2 sebatang rokok yang mulai kembali dinikmati, bukan untuk menunda pulang, tetapi untuk menenangkan batinnya, agar tak meluap emosi di rumah. Oya, beberapa Ayah sering kali mengusap-usap atau merapikan struktur wajahnya sebelum mengetuk pintu, agar hanya wajah ceria yang disambut istri dan anak-anaknya.  

Ada yang istrinya sanggup menangkap rahasia yang dibalik senyum suaminya, “Abang kok murung, cerita dong...” berkelebat segala baku hantam di jalan akibat senggolan motor, juga makian atasan di kantor, tetapi justru dijawab dengan senyum yang kadang dipaksakan, “nggak kok, nggak ada apa-apa...” sambil bergumam, biarlah jadi rahasia Ayah.  

Ada pula yang istrinya justru tidak peka. Mulai dari pesan singkat yang lupa dijawab, sampai suaminya harus telepon, “sudah baca WA ayah?” Pastinya belum, “Ya sudahlah, nggak apa-apa...” lagi-lagi, akhirnya tetap jadi rahasia Ayah. Padahal, si Ayah mau cerita soal kerlingan perempuan lain yang baru saja bikin deg-degan. Sengaja mau cerita agar tak jadi rahasia, agar istrinya terus membentenginya.  

Beberapa Ayah cukup sadar untuk menahan diri, sedikit sabar untuk menunggu gilirannya bercerita. Sebab, begitu di rumah ia sudah diberondong dengan berbagai kisah yang tak kalah serunya. Tentang uang belanja yang menipis, pulsa listrik yang sudah nut nut nut, bayaran sekolah anak yang harus dilunasi, cicilan rumah yang tertunggak, hutang ke warung di ujung gang, atau pun cerita-cerita seru anak-anak di sekolah mereka... kapan giliran Ayah? 

Ayah yang lain, begitu bersemangat untuk segera sampai di rumah karena ia tahu istrinya selalu senang diajak diskusi tentang apa pun, sampai soal remeh temeh macam sendal jepitnya yang kerap berpindah ke kolong meja rekan kerjanya. Eh, setibanya di rumah, istri cantiknya sudah terlelap di depan televisi, nggak tega untuk membangunkannya dari mimpi selepas nonton drama Korea. Diambilnya selimut dari kamar lalu didekap sang istri dengannya.

Sebagian istri, mungkin tak cukup pandai menyediakan hati dan telinganya untuk menampung semua cerita sang suami. Sebagian lainnya, mungkin juga tak siap bekal untuk mengimbangi dan memberi saran, masukan atas semua persoalan suaminya. Syukur, masih ada kalimat pamungkas, “Sabar ya yah...” sambil usap-usap pundak, atau kecup-kecup mesra. Memang, sebagian masalah sepertinya bisa selesai -setidaknya lupa- kalau istri sudah terlihat manja di pembaringan. Aih...  

Harus dibatasi bahasan ini, sama sekali tak ingin menyinggung sesuatu yang negatif dari semua yang masuk dalam rahasia Ayah. Mari kita bicara yang positif, yang negatif urusan di lapak sebelah saja.  

Lebih dari itu, sebagian Ayah tetap merahasiakan segala yang tak perlu menjadi beban pikiran istrinya. Ia tahu betul, peran istri di rumah tak kalah rumitnya. Tak ingin ia menambahnya, meski sang istri ikhlas. Semua tagihan yang harus dibayar, yang perlu dibeli, yang harus diselesaikan terjawab dengan satu kalimat, “Tenang, Ayah akan bereskan semuanya...” 

“Everything is OK!”, “Semoga akan ada jalan” adalah kalimat sakti peneguh jiwa, meskipun otaknya berputar untuk mencari pinjaman ke siapa lagi, padahal hutang yang kemarin pun belum lunas. Ini juga kerap jadi rahasia Ayah. 

Sayangnya, sebagian Ayah ada yang memilih jalan pintas, mengambil hak orang lain, merekayasa anggaran kantor, demi menuntaskan semua masalahnya. Nyatanya, tak pernah selesai masalahnya, justru bertambah.  

Di tengah malam, ada sebagian Ayah yang mengadukan segala keluhnya, semua masalah yang tak pernah menjadi rahasia bagi Tuhan. Baginya, Tuhan tempat terbaik menyimpan rahasia. Berdoa dengan air mata adalah versi ketika hatinya semakin dekat denganNya. Yakin akan pertolongan ... aamiin.

Ayah, kerap dianggap sosok misterius, tak terduga. Ia menyimpan banyak misteri dalam hidupnya, tak sedikit hal yang justru istri dan anak-anaknya belum tahu. Beberapa rahasia Ayah bahkan baru terbuka di hari ia menutup mata selamanya, sebagian rahasia lainnya ikut terkubur bersama jasadnya. 

Dan tetap menjadi rahasia Ayah.

Ayah adalah Ayah.., it's always like that.

#copas_sebelah#

Kamis, 06 Februari 2020

Sudut Pandang

Seorang anak kehilangan sepatunya di laut, lalu dia menulis di pinggir pantai ...
LAUT INI MALING,

Tak lama datanglah nelayan yg membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI BAIK HATI,

Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai ...
LAUT INI PEMBUNUH ..

Seorang diatas perahu dan di hantam badai, lalu menulis dipantai ...
LAUT INI PENUH MARABAHAYA

Tak lama datanglah Seorang lelaki yg menemukan sebongkah mutiara di dalam lautan, lalu dia menulis di pantai ...
LAUT INI PENUH BERKAH .

Sementara lautan dan seisi nya tak pernah mengeluh sedikitpun,
Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.

MAKA..

JANGAN RISAUKAN OMONGAN ORANG, KARENA SETIAP ORANG MEMBACA DUNIA DENGAN PEMAHAMAN & PENGALAMAN YG BERBEDA.

Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yg baik.
Meski terkadang kebaikan tdk senantiasa di hargai.

Tak usah repot2 menjelaskan tentang dirimu kepada siapapun, 
Karena yg menyukaimu tidak butuh itu, 
dan yang membencimu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yg terbaik, tapi Siapa yg mau berbuat baik.

Jangan menghapus Persaudaraan hanya karena sebuah Kesalahan.
Namun Hapuslah kesalahan demi lanjutnya Persaudaraan.

Jika datang kepadamu gangguan. 
Jangan berpikir bagaimana cara Membalas dengan yg lebih Perih, 
tapi berpikirlah bagaimana cara Membalas dengan yg lebih Baik.

Kurangi mengeluh teruslah berdoa
Sibukkan diri dalam kebaikan. 
Hingga keburukan lelah mengikuti kita.

Tugas kita adalah berbuat yg baik & benar, dan  Bukan untuk  menghakimi.

Memaafkan adalah
Memaafkan tanpa TAPI.
Menghargai adalah 
Menghargai tanpa TAPI.

Jangan pakai hukum sebab akibat untuk membenarkan amarahmu,
Karena jika kau baik, amarah tak akan dibiarkan tumbuh subur d hatimu.

#TetapSemangat
#SelaluPositifThinking

Rabu, 05 Februari 2020

This Too Shall Pass

Liburan akhir tahun ini terasa berbeda karena bisa kumpul dengan 2 anak kami yang sudah kuliah. Sekarang untuk bisa kumpul lengkap semakin banyak faktor yang mempengaruhi. Perubahan ini membuat saya menyadari bahwa hidup itu mengalir dan karena ia mengalir maka segala sesuatu bersifat sementara. Dalam sifat kesementaraan setiap kejadian dalam hidup, tidak ada yang bisa kita genggam selamanya. 

Ketika kita menyadari bahwa hidup adalah kesatuan dari dualitas: suka-duka, siang-malam, panas- dingin dan dualitas lainnya maka untuk menerima hidup secara utuh adalah dengan menerima dualitas tersebut secara utuh, tidak menolak salah satu sisi dan hanya menginginkan sisi yang lainnya. 

Ketika kita mengalami salah satu dari dualitas tersebut entah itu rasa duka yang dalam dari kehilangan orang terkasih, rasa suka karena mendapat rejeki, panas terik di siang hari dan rasa yang lainnya, sangat susah buat kita untuk melihat sisi yang lain. Saat itulah kita perlu menyadari bahwa apa yang kita rasakan saat ini bersifat sementara saja, "this too shall pass" begitu sebuah pesan dari guru kehidupan.

Dalam beberapa tradisi, kondisi sementara ini sering dianalogikan seperti kita menerima tamu di rumah kita. Saat seorang tamu berkunjung ke rumah kita, kita menyadari bahwa tamu tersebut hanya singgah sementara dan akan tiba saatnya untuk pamit pulang.  Begitu juga dalam hidup, suka dan duka adalah tamu-tamu yang sering berkunjung dalam keseharian kita dan selama kita menyadari bahwa tamu tersebut hanya singgah sementara maka kita akan menyelami secara total segala hal yang hadir, layaknya menjamu tamu dengan penuh rasa hormat. Dan kita pun merelakan ketika tamu tersebut meninggalkan rumah kita.

Analogi suka-duka seperti tamu ini seringkali menjadi tidak tepat saat kita masih belum memiliki kesadaran tentang keutuhan dari dualitas. Sifat sementara ini berlaku untuk kondisi suka dan duka, dan tidak hanya berlaku untuk kondisi yang tidak kita inginkan. Ketika kita hanya menerima sisi yang kita sukai, maka kita menderita saat tamu duka berkunjung ke rumah kita. Dalam penolakan tersebut, kita menenangkan diri dengan mengatakan bahwa semua akan berlalu, bahwa sebentar lagi tamu sukacita akan datang. Ungkapan "semua akan indah pada waktunya" bisa jadi kita gunakan bukan sebagai penerimaan akan hidup yang mengalir tetapi sebagai pelarian dari rasa tidak suka yang harus kita jalani dan berharap sukacita segera datang menggantikannya.

Ketika masih ada penolakan dalam diri, maka ketika sukacita datang maka kita menjadi takut  ia akan cepat berlalu. Sebaliknya jika dukacita datang maka kita ingin ia segera berlalu. Padahal tuan rumah yang baik adalah yang menjamu setiap tamu yang datang dengan penuh syukur.

Saat sukacita datang, seringkali kita lupa bahwa hidup mengalir, dan semua bersifat sementara. Kita ingin sukacita itu kekal adanya. Untuk itulah, beberapa Master selalu mengingatkan dalam perjalanan ke dalam diri untuk tidak terjebak dengan rasa apapun yang ditemui, tidak mengidentifikasi diri dengan rasa tersebut dan membiarkannya berlalu.

ketika sukacita hadir kita mengingatkan diri "this too shall pass"
ketika duka hadir kita juga mengingatkan diri "this too shall pass"
dengan begitu kita menerima untuk mengalir bersama hidup.

#keepwriting

Selasa, 04 Februari 2020

Belajar Kehidupan

Ketika Anda berpikir negatif pada seseorang TANPA ada bukti,
TANPA SADAR, Maka Anda telah menghakimi orang itu...
Lebih mudah mana
Berusaha menyingkirkan semua kerikil tajam di sepanjang jalanan, atau memakai sepatu agar kaki Anda tidak terluka?....
Lebih mungkin mana?
Berusaha mensterilkan semua tempat agar tak ada kuman,
atau memperkuat daya tahan tubuh Anda sendiri dengan Menjaga Kesehatan.....
Lebih mudah mana?
Berusaha mencegah setiap mulut agar tak bicara sembarangan,
atau Berlatih menjaga hati Anda sendiri agar Senantiasa Damai dan tidak mudah tersinggung.....
Lebih penting mana?
Berusaha menguasai orang lain, atau belajar menguasai diri sendiri?.......
Yang penting bukan bagaimana orang harus baik pada anda, melainkan bagaimana anda berusaha baik pada orang lain......
Bukan orang lain yang membuat anda bahagia,  melainkan sikap diri Anda sendirilah yang menentukan, Anda bahagia atau tidak.......
Setiap waktu yang telah Anda habiskan dalam hidup ini, TIDAK akan terulang kembali, Namun ada satu hal yang masih tetap bisa Anda lakukan, yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari esok yang lebih baik....
Hidup adalah PROSES,

Hidup adalah BELAJAR,

Tanpa ada batas UMUR.

SETIAP  TEMPAT ADALAH SEKOLAH KEHIDUPAN.

SETIAP ORANG ADALAH GURU KEHIDUPAN

SETIAP PERISTIWA ADALAH ILMU KEHIDUPAN.

GURU TERBAIK. ADALAH  pengalaman
(SADURAN WA Group)