S P A S I

Sabtu, 26 Juli 2008

Paradox tentang memberi.

Dalam hidup sering kita diperhadapkan dengan masalah memberi. Tidak dipungkiri hidup manusia didunia tidak sama secara ekonomi. Ada yang dikaruniakan ekonomi yang berlimpah dan ada yang berkekurangan. Dalam keadaan tersebutlah kehendak Allah terwujud, yaitu yang berkelimpahan seharusnya membantu yang berkekurangan.

Apakah semua orang yang berkekurangan yang kita bantu? Itu adalah pertanyaan umum yang terjadi selama ini. Banyak orang tanpa pandang bulu membantu orang yang berkekurangan dengan tidak melihat secara bijaksana. Dan banyak juga orang-orang yang berkekurangan memanfaatkan keadaan ini supaya mereka selalu dibantu. Maka terbentuklah sistem moral yang tidak bagus.

Orang yang berkelimpahan menjadi sombong dan yang berkekurangan menjadi malas. Didalam Alkitab dijelaskan bahwa orang yang selayaknya kita beri adalah orang yang tidak mengharapkan diberi meskipun dalam keadaan susah. Sedangkan orang yang meminta-minta untuk diberi seharusnya lebih baik tidak diberi.

Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.(Mat 6:3)

Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kis 20:35)