S P A S I

Jumat, 03 Juli 2015

Perjanjian Lama vs Perjanjian Baru

Alkitab terbagi menjadi dua bagian utama, yang disebut Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama terdiri dari kumpulan kitab-kitab yang mempunyai benang merah, berawal dari cerita bagaimana manusia jatuh dalam dosa, kemudian tentang Perjanjian Allah dengan Abraham, orang yang dipilih Tuhan untuk menggenapi janjianNya, dari keturunanNya akan lahir Juru Selamat yang menghapus dosa manusia. Dan perjalanan waktu dalam pengenapan Janji tersebut.

Didalam Perjanjian Lama, penuh dengan kekerasan, peperangan, perjuangan dan tradisi. Alkitab secara gamblang menceritakan sifat-sifat manusia yang berdosa. Dan Tuhan memunculkan Nabi-Nabi untuk memberikan peringatan, dan memberikan pengharapan akan datangnya Mesias. Di Perjanjian lama Allah memberikan peraturan-peraturan dan cara-cara manusia hidup, berdamai dengan Tuhan dan sesama. Peraturan yang paling terkenal, kita menyebutnya Hukum Taurat, yang berjumlah 10 butir.

Ketika membaca Perjanjian lama, saya pernah berpikir bahwa Tuhan itu kejam dan tidak berkemanusiaan. Tuhan itu jauh, bila kita hendak menemuinya, kita harus melakukan aturan-aturan yang ketat.

Berbeda dengan Perjanjian Baru. Umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Tuhan Allah kepada manusia. Yaitu Juru Selamat Dunia, sehingga dengan hadirnya Yesus di muka bumi ini, membawa Perjanjian yang baru kepada umat manusia. 

Dan memang benar, bila kita membaca kitab-kitab di Perjanjian Baru, kita merasakan kasih Tuhan Allah, kita merasakan kelepasan dalam beribadah, dan kita merasakan dekatnya Tuhan Allah kepada kita. Kita bisa memanggil Tuhan dengan Bapa, dan kita bisa datang kepadaNya tanpa perlu aturan-aturan yang mengikat. 

Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?"Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." 
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." (Mark 12:28-34)