S P A S I

Jumat, 24 Juli 2015

Ganjaran pengikut Kristus

Kemarin saya berdiskusi dengan seorang kolega di kantor. Berdiskusi mengenai karir kita di perusahan kita bekerja. Diskusi akhirnya berada pada subjectivitas dalam pemilihan kandidat pada suatu posisi. Kita sebagai kaum minoritas, diharuskan melewati standard yang sangat tinggi, dibandingkan kolega yang mayoritas. Umum bagi seorang atasan untuk memilih Tim yang se iman dengannya, apalagi ada suatu perintah dalam ajarannya, supaya tidak memilih orang kafir menjadi pemimpin di bawahnya.

Ada suatu pencerahan, yang saya dapatkan dalam diskusi tersebut. Menurut catatan sejarah, kita pengikut Kristus  selalu ditempatkan menjadi orang-orang minoritas, karena kita memang berbeda dengan orang-orang lain. Meskipun di dunia barat, yang terkenal beragama Kristen, sebenarnya pengikut Kristus adalah minoritas. Tuhan Yesus sudah pernah memperingatkan hal tersebut.

Apakah dengan posisi minoritas tersebut kita menjadi lemah? Menurut catatan sejarah, ada beberapa tokoh dari kaum minoritas yang menjadi pemmican  di dalam Alkitab kita diperlihatkan dengan tokoh Daniel dan Yusuf, yang hidup ditengah-tengah orang yang tidak beriman. Mereka menjadi contoh untuk kita, dan mereka tidak menjadi lemah.

Dalam catatan sejarah juga, kita membaca kisah tentang murid-murid Tuhan Yesus yang dua belas orang. Mereka semua mengalami siksaan dan mati sahid, kecuali Rasul Yohanes yang sudah dicoba untuk direbus, tetapi masih hidup. Dan akhir hidupnya di asingkan ke Pulau Patmos. Menurut pandangan dunia, begitu tragis menjadi pengikut Kristus, mati dengan cara mengenaskan, tetapi para rasul tidak merasakan penderitaan tersebut, justru didalam penderitaan mereka menjadi semakin kuat.

Dan pada akhirnya kita pengikut Kristus, harusnya tidak terlalu memikirkan posisi minoritas kita dihadapan dunia ini. Ada memang yang Tuhan tunjuk untuk menjadi pemimpin ada pula yang tidak. Motivasi kita dalam hidup ini, harusnya tidak perlu surut dan jangan memfokuskan diri kepada ke minoritas kita. Fokus kita, pengikut Kristus harusnya kepada kenyataan bahwa kita adalah orang-orang pilihan, yang Tuhan tunjuk untuk menjadi saksi dan siap menghadapi segala sesuatu. 

Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah. Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu. Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. Dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat. Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, atau seorang hamba dari pada tuannya. Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kamu takut terhadap mereka, karena tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. (Matius 10:16-26)