S P A S I

Jumat, 06 Januari 2012

Cara TUHAN

Lalu Daud dan segenap orang Israel berangkat ke Baala, ke Kiryat-Yearim, yang termasuk wilayah Yehuda, untuk mengangkut dari sana tabut Allah, yang disebut dengan nama TUHAN yang bertakhta di atas kerubim. Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru dari rumah Abinadab, sedang Uza dan Ahyo mengantarkan kereta itu. Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri. Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Kidon, maka Uza mengulurkan tangannya memegang tabut itu, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Ia membunuh dia oleh karena Uza telah mengulurkan tangannya kepada tabut itu; ia mati di sana di hadapan Allah. Daud menjadi marah, karena TUHAN telah menyambar Uza demikian hebatnya; maka tempat itu disebut orang Peres-Uza sampai sekarang. Pada waktu itu Daud menjadi takut kepada Allah, lalu katanya: "Bagaimanakah aku dapat membawa tabut Allah itu ke tempatku?" (1 Taw 13:6-12)

Penggalan cerita Alkitab diatas menggambarkan usaha manusia yang menurut kita bagus, tetapi bukan sesuai perintah Tuhan. Dalam kehidupan ini sering kita mengalami kekecawaan terhadap Tuhan, dan salah satu penyebabnya adalah hal diatas.

Kita menurut pikiran kita sudah benar dihadapan Tuhan, menurut hati kita pasti Tuhan akan senang, padahal belum tentu. Daud yang mempunyai niat baik membawa Tabut Tuhan ke tempat yang lebih bagus, dengan cara membawa tabut diatas kereta membawa musibah sehingga imam Uza mati. Tuhan menginginkan Tabut perjanjian dibawa dengan dipikul oleh empat orang imam.
Hal-hal tersebut kelihatannya sepele tetapi menurut Tuhan tidak. Dari cerita tersebut kita, sebagai pengikut Kristus dituntut untuk taat dengan cara Tuhan.