S P A S I

Sabtu, 23 April 2011

Iba atau turut merasakan?

Setelah sekian lama merenungkan paradoks kehidupan, bahwa orang yang layak diberi adalah orang yang tidak meminta, tetapi orang yang meminta seharusnya tidak perlu diberi. akhirnya saya mendapastkan kata-kata yang cukup tepat menurut saya, meskipun tidak langsung bersingungan dengan hal tersebut.

Jangan Iba, tetapi turutlah merasakan.
Iba didalam bahasa Indonesia lebih diartikan kasihan. Seperti kasihan dia tidak seperti kita .. bisa makan 3 kali sehari .. mereka 3 hari sekali! Dengan pikiran seperti itu, maka didalam hati kita seolah-olah penderitaan tidak makan merupakan suatu hal yang hina, padahal dalam pandangan Kristen semua pengalaman hidup manusia entah itu suka maupun duka semuanya membawa berkat untuk orang yang mengalaminya. Dengan Iba atau kasihan bisa membuat berkat yang akan diterima orang tersebut menjadi berkurang.

Sekali lagi jangan Iba, tetapi turut merasakan ...