S P A S I

Sabtu, 23 April 2011

Iba atau turut merasakan?

Setelah sekian lama merenungkan paradoks kehidupan, bahwa orang yang layak diberi adalah orang yang tidak meminta, tetapi orang yang meminta seharusnya tidak perlu diberi. akhirnya saya mendapastkan kata-kata yang cukup tepat menurut saya, meskipun tidak langsung bersingungan dengan hal tersebut.

Jangan Iba, tetapi turutlah merasakan.
Iba didalam bahasa Indonesia lebih diartikan kasihan. Seperti kasihan dia tidak seperti kita .. bisa makan 3 kali sehari .. mereka 3 hari sekali! Dengan pikiran seperti itu, maka didalam hati kita seolah-olah penderitaan tidak makan merupakan suatu hal yang hina, padahal dalam pandangan Kristen semua pengalaman hidup manusia entah itu suka maupun duka semuanya membawa berkat untuk orang yang mengalaminya. Dengan Iba atau kasihan bisa membuat berkat yang akan diterima orang tersebut menjadi berkurang.

Sekali lagi jangan Iba, tetapi turut merasakan ...

Kekuasaan dan Uang

Memperingati Jumat Agung tahun 2011, kembali saya mendapat beberapa pencerahan. Mengapa Yesus yang merupakan sosok yang baik yang melakukan pekerjaan-pekerjaan : menyembuhkan orang sakit, memberi makan ribuan orang, memberikan penghiburan bagi yang sedih, dan memberikan nasihat yang baik tentang hidup .. harus mati dikayu salib .. disejajarkan dengan para perampok dan penjahat kelas kakap.

Kematian dikayu salib merupakan salah satu kematian yang paling ekstrim saat itu, selain mengalami penyiksaan yang terus menerus secara fisik, dipertontonkan dihadapan orang-orang banyak membuat penyiksaan tersebut menjadi berlipat ganda, penyiksaan lahir dan batin. Mengapa Orang yang kita tahu dalam hidupnya berbuat baik dan banyak menolong orang harus diperlakukan seperti itu?

Kuasa adalah jawabannya!
Tuhan Yesus membawa kuasa, pengajaran-pengajarannya dan perbuatannya memberikan bukti bahwa Tuhan Yesus berkuasa, Dia berkuasa untuk : menyembuhkan orang sakit, menghidupkan orang mati, mengubah air menjadi anggur dan banyak mujizat lainnya. Bukan perbuatan baik Tuhan Yesus yang mereka takuti tetapi Kuasa yang Dia miliki menjadi penyebabnya. Tidak heran bila kekuasaan menjadikan manusia lupa daratan, dan bertindak seperti binatang!

Pertanyaan kedua, mengapa Yudas Iskariot yang merupakan murid Tuhan Yesus, yang kehidupan sehari-harinya sangat dekat dengan Dia, berniat menyerahkan Gurunya untuk di siksa, apakah pengajaran-pengajarannya tidak kurang baik secara manusia? Apakah penyebab dibalik hal itu?

Uang adalah jawabannya!
Dengan niat untuk mendapatkan beberapa uang, Yudas Iskariot berani berhianat, membalas kebaikan yang selama ini diterima dengan tindakan yang diluar pikiran humanisme! Uang sudah mengelapkan Yudas Iskariot akan arti kebenaran dan kebaikkan.

Kekuasaan dan Uang, merupakan dua hal pemicu terjadinya Jumat Agung. Dan saya percaya melalui kedua hal tersebut Allah bekerja untuk menggenapkan rencanaNya, yaitu penebusan Dosa manusia. Manusia mustahil bisa menyelamatkan dirinya dari hukuman dosa, tetapi melalui kematian Tuhan Yesus dikayu salib, Allah melihat pengorbanan tersebut.

Hati-hati dengan addicted kekuasaan dan uang.

Jumat, 01 April 2011

Mau Tinggi Harus Naik

Pernyataan tersebut sederhana dan merupakan pernyataan yang umum kita ketahui. Bila ingin kelihatan atau tinggi harus naik ke atas, naik keatas membutuhkan waktu dan kerja keras karena melawan gaya grafitasi.

Menonton acara kick-andy minggu kemarin tentang pencapaian-pencapaian enterprenaur muda, ada satu benang merah yang saya dapatkan, mereka semua berusaha dangan keras mencapai cita-citanya, tidak ada satupun dari mereka mendapatkan hasil yang gemilang tanpa perjuagan. Waktu memproses semua kerja keras menjadi hasil yang terlihat.

Ada 3 resource, dalam teori bisnis yang perlu ada untuk mencapai keinginan kita, yaitu uang, network dan waktu. Dari ketiga resource tersebut menurut saya yang paling utama adalah waktu. Uang dapat dicari atau didapat dari pinjaman, network dapat dibangun tapi waktu, waktu sudah ada untuk semua orang dan semua orang mempunyai waktu yang sama 24 jam sehari.

Tuhan adil, resource yang paling utama diberikan sama untuk semua orang. Tetapi hanya sedikit orang yang mengerti bahwa waktu adalah resource yang paling berharga. Kembali kepada cerita para enterprenaur muda diatas, terlihat bagaimana mereka benar-benar memanfaatkan resource waktu dengan effisien sehingga menghasilkan yang mereka cita-citakan.

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mazmur 90:12)

Bila punya cita-cita, harus berani berjuang untuk mewujudkannya dan kita sudah dibekali resource tersebut yaitu waktu. Manfaatkanlah waktu dengan effisien.