S P A S I

Selasa, 11 Januari 2011

Jangan Takut Menderita

Insting manusia didrive oleh dua tindakan, pertama menghindari kesusahan dan kedua mengejar kenikmatan. Kedua tindakan tersebut merupakan mekanisme survive yang diciptakan Tuhan untuk semua mahluk hidup. Pada binatang insting tersebut sangat jelas terlihat, lain halnya dengan manusia yang mempunyai konsep berpikir tentang waktu.

Makanya tidak heran bila kita melihat hampir semua manusia berebut untuk memperoleh kenikmatan dan malas untuk bersusah payah. Kenikmatan dikejar oleh semua orang tetapi dengan usaha yang seminimal mungkin. Keadaan yang berlawanan dengan kenikmatan tersebut menjadi suatu penderitaan. Pembuatan alat-alat canggih menambah dalam buaian tindakan tersebut. Kemudahan demi kemudahan terbentuk yang akhirnya membuat manusia terlena. Manusia jaman sekarang lebih mengambil naik kendaraan bermotor daripada jalan kaki, atau lebih memilih makanan yang instant daripada makanan yang perlu diolah terlebih dahulu. Semuanya itu baik asal kita mengetahui esensinya.

Dalam keadaan tersebut akhirnya kita sulit menemukan orang-orang yang sabar, rendah hati dan mempunyai kasih di jaman sekarang. Sabar, rendah hati dan kasih menjadi barang langka karena sifat tersebut tidak akan muncul, malah yang timbul adalah sifat-sifat egois seperti tidak sabaran, sombong (tinggi hati) dan kejam (tidak berbelas kasihan). Padahal sabar, rendah hati dan kasih merupakan bahan baku untuk iman kita sebagai orang-orang percaya. Tanpa ada sifat-sifat tersebut maka sia-sialah usaha kita untuk beriman.

Bila kita belajar sejarah orang-orang hebat, dengan membaca biografinya, hampir dapat dipastikan orang-orang tersebut pasti pernah mengalami masa-masa sulit yang penuh penderitaan. Justru didalam penderitaannya sifat-sifat mereka terbentuk. Akibat penderitaan itu muncul sifat sabar, rendah hati dan kasih. Tuhan Yesus ketika didunia sudah memberikan contoh kepada kita, bagaimana Dia hidup ... lahir didalam kesederhanaan dan penderitaan. Janganlah takut untuk menderita, karena penderitaan merupakan awal dari iman.

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)