S P A S I

Senin, 06 Januari 2014

Paradoks kehidupan

Mengakhiri tahun 2013 dan memasuki tahun 2014, kami sekeluarga mencoba bermeditasi dan berdiskusi tentang hidup dan arti hidup itu sendiri. Pertanyaan sangat sederhana apakah arti hidup bagi kita?  Mempunyai jawaban yang beraneka ragam, jawabannya sebanyak jalan menuju Roma.

Buat saya sendiri, memang agak sulit menjabarkannya menjadi beberapa kalimat. Tetapi buat saya kalimat yang sesuai untuk hidup dan arti hidup, terambil dari Ayub 1:21  "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Bila kita coba renungkan kalimat tersebut, ada nuansa kepasrahan sekaligus ketidakberdayaan. Nuansa ini sangat bertentangan dengan ajaran2 baru zaman ini. Sebagai contoh kalimat : "Kita sendiri yang membuat kita sukses". "Sukses itu direncanakan". Dan lain-lain. Tidak ada yang salah memang dengan kalimat motivasi tersebut, kalimat tersebut membuat manusia menjadi lebih bersemangat dan lebih bergairah dalam hidup. Tetapi motivasi yang kurang didasari kepasrahan akan membuat dua keadaan yaitu manusia yang arogan dan manusia yang rendah diri.

Kita seharusnya memang harus berusaha keras, bekerja dengan segala kemampuan kita karena memang itu adalah kodrat kita umat manusia. Pengertian akan kedaulatan Tuhan membuat kita lebih bijaksana dalam bertindak.