S P A S I

Minggu, 26 Juni 2011

Perbuatan Terakhir

Dalam perjalanan pulang ke rumah bersama istri, muncul suatu diskusi yang menarik. Misalnya suatu ketika kita diberitahu oleh Tuhan bahwa hidup anda tinggal 1 bulan lagi, apa yang anda lakukan?

Sebenarnya kejadian ini terjadi kepada orang-orang tertentu diantara kita. Saya pernah mendengar ada seorang anak kecil yang menderita kanker yang di vonis dokter hidupnya tidak lama lagi, anak tersebut tetap belajar meskipun keadaanya demikian, ada penderita kanker yang lain menghabiskan waktunya dengan berbagi untuk sesama atau yang lainnya berlibur kesuatu tempat yang dirindukannya.

Kesempatan terakhir memicu manusia untuk melepaskan semua keinginannya di dunia ini, seolah-olah tidak rela untuk meninggalkan semuanya. Banyak manusia takut akan kematian disebabkan mereka sebenarnya takut meninggalkan dunia ini. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa hidup didunia ini adalah sebuah persinggahan yang akhirnya pasti akan kita lepaskan juga.

Inti dari pertanyaan tersebut bahwa waktu yang diberikan kepada kita manusia pasti akan habis.. hanya beberapa manusia saja yang diberitahu kapan waktu tersebut habis. Untuk saya pribadi ketika waktu itu datang .. saya sudah siap meninggalkan semua keiginan saya, dan meninggalkan dunia ini dengan tenang ..

Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. (Yoh 12:25)

Sabtu, 25 Juni 2011

Buah Roh atau buah-buah Roh?

Pemahaman kita tentang pekerjaan Roh Kudus tidak bisa kita lepaskan dari hasil pekerjaanNya. Pekerjaan Roh Kudus bisa dilihat dari buah Roh bukan buah-buah Roh. Buah Roh mengacu kepada satu jenis buah, sedangkan buah-buah Roh mengacu kepada banyak buah.

Kutipan dari Galatia 5:22-23
Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Dalam ayat tersebut jelas disebutkan buah Roh bukan buah-buah Roh. Beda dengan pemikiran saya selama ini seperti ada buah kasih, ada buah sukacita, ada buah damai sejahtera dan-lain-lain. Sehingga saya mempunyai konsep bahwa dalam diri seseorang ada yang berkembang buah kasihnya sedang buah sukacitanya belum, atau ada yang terlihat buah kesestiaannya yang tumbuh sedangkan buah sabarnya belum. itu rupanya salah!

Buah Roh itu satu yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.. itu merupakan satu buah, jadi untuk menjelaskan konsep diatas harusnya seperti ini : mungkin yang baru menonjolnya rasa sukacitanya yang lain sudah ada tetapi belum terasa. Mangga yang masih kecilpun sudah dibilang buah mangga. Jadi dalam proses waktu buah itu akan membentuk karakter yang disebutkan tadi yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.

Dari kesemua itu, sebenarnya Kasihlah yang menjadi intinya .. makanya ada istilah kasih itu murah hati, kasih itu sabar, kasih itu setia dan seterusnya.

Jadi buah Roh bukan buah-buah Roh!




Roh Kudus bekerja sampai sekarang

Memperingati Turunya Roh Kudus (hari Pantekosta) tahun 2011, kembali kita diingatkan bahwa kita berada dijaman akhir, sebelum Tuhan Yesus datang kembali dengan cara yang sama seperti Dia naik.

Sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Dia memberikan wejangan bahwa kita umat Tuhan tidak ditinggal sendiri, karena ada Roh Kudus yang akan membimbing kita. Pencurahan Roh Kudus lima puluh hari setelah Tuhan Yesus disalib dinamakan hari Pentakosta (atau hari ke 50). Roh Kudus dicurahkan sekali saja untuk selamanya, Pantekosta merupakan hari peringatan pencurahaanya.

Yang menjadi konsen kita apakah Roh Kudus bekerja didalam kita? Ada satu ilustrasi yang menarik yang saya dapat. Roh Kudus sudah ada dan tetap ada untuk selama-lamanya. Mengapa ada beberapa orang yang tidak merasakan adanya Roh Kudus? Ibarat Stasiun Radio yang memancarkan siaran pada frequensi tertentu, maka hanya radio-radio yang mengarahkan frequensinya kepada frequensi stasiun Radio yang mendapatkan siarannya. Demikian juga untuk orang-orang yang tidak merasakan Roh Kudus, karena mereka tidak mengarahkan hatinya kepadaNya.

Ilustrasi kedua, seperti oksigen yang tidak kelihatan atau tidak berasa dan berbau yang merupakan bahan utama kita untuk hidup. Mengapa kita pernah melihat ada orang yang tiba-tiba mati karena sesak napas atau kekurangan oksigen, bukan karena oksigennya yang tidak ada tetapi organ tubuh manusia tersebut yang terganggu entah hidung atau jantungnya yang berhenti bekerja. Demikianlah keberadaan Roh Kudus, Roh Kudus sudah dicurahkan!!

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (Matius 26:26-27)

Persiapan yang tidak terlihat

Haile Gebrselassie, merupakan pelari marathon asal Ethopia Afrika memegang tropy kejuaraan lari marathon hampir disetiap kejuaraan dunia, memegang dua medali emas di Olimpiade untuk lari diatas 100 Km.

Gabriel bisa lari dengan kecepatan yang stabil menempuh puluhan kilometer, bagi saya itu merupakan pekerjaan yang sangat sulit, berlari untuk 1 kilometer saja sudah terasa lelah dengan napas yang berpacu cukup cepat, selidik punya selidik rupanya dari masa kecil Gabriel, sudah berlari dari rumah menuju sekolah yang berjarak 10 kilometer.

Setiap hari berlari kesekolah dengan jarak yang cukup jauh, awalnya mungkin terasa berat dan susah. Rupanya pengalaman tersebut menjadi persiapan bagi Gabriel muda untuk menjadi pelari marathon dunia. Berlari puluhan kilometer tidak menjadi masalah lagi buat dia.

Dalam setiap kesengsaraan ada hikmat yang akan kita tuai nantinya. Gabriel kecil yang berlari puluhan kilometer tiap hari kesekolah, mempersiapkannya untuk menjadi pelari marathon dunia.

Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. (Roma 5:3-5)