S P A S I

Selasa, 15 Februari 2011

Bila Semua Permintaan Terkabulkan

Pernyataan di judul tersebut, merupakan bahan renungan saya belakangan ini. Apa yang terjadi bila semua permintaan saya terkabulkan. Pertama-tama pasti saya akan sangat senang dan bangga punya Tuhan yang selalu memenuhi permintaan saya. Kedua saya akan terus meminta-mnta pada Tuhan, sedikit sedikit minta dan akhirnya saya menjadi manja dan sombong. Tuhan menjadi "kacung" kita. Mental kita menjadi mental orang-orang yang mencari ilah-ilah lain atau "mental dukun".

Saya jadi teringat sebuah Film fiksi yang berjudul "Bruce Almighty", disitu diceritakan bagaimana seseorang yang bernama Bruce mendapat "berkah" menjadi powerfull, semua yang diinginkannya menjadi kenyataan. Dengan kemampuan tersebut akhirnya Bruce menjadi sombong dan terakhirnya menciptakan banyak kegemparan dan malapetaka. Setelah merenungkannya, akhirnya saya mempunyai kesimpulan bahwa pikiran dan mental manusia seperti saya atau Bruce, sangatlah terbatas, permintaan saya kadang-kadang sangat bagus buat saya sendiri tetapi belum tentu buat orang lain, malah mungkin menggorbankan kepentingan orang lain.. dari perspektif itulah Tuhan melihat hal itu. Makanya tidak heran mengapa banyak permintaan saya yang tidak terkabul, saya percaya Tuhan pasti selalu mendengar doa saya, masalah jawaban ya atau tidak Tuhan yang berdaulat.

Satu lagi perumpamaan yang mungkin menguatkan kita, saya mempuyai seorang anak yang ketika berumur 3 tahun, melihat Ibunya memotong sayuran ingin bermain dengan pisau. Dengan merengek-rengek dia minta pisau tersebut .. saat itu tidak saya ijinkan karena dia masih belum mengerti benar menggunakan pisau, takut berbahaya untuk dia dan orang lain. Tetapi setelah besar sekarang .. bila dia minta pisau maka akan saya ijinkan karena dia sudah mengerti menggunakannya. Jadi kadang-kadang mental-lah yang menjadi penghalang mengapa permintaan kita tidak terjawab. Mental kita belum siap untuk menerima itu semua .. kata Tuhan. Terpujilah Tuhan!

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan?Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:7-11)

Rabu, 09 Februari 2011

Menyingkapi Perbedaan

Belakangan di negeri tercinta Indonesia kembali muncul isu masalah SARA. Perbedaan Suku dan Agama memicu konflik anarkis di antara manusia. Bila kita melihat sejarah, maka pada masa-masa kelam sejarah manusia terjadi pertumpahan darah yang dasyat seperti perang dunia pertama dan perang dunia kedua, kedua perang tersebut memakan jutaan jiwa manusia. Penyebabnya adalah perbedaan ras antar manusia, bangsa yang satu merasa lebih tinggi dari yang lain. Perbedaan tersebut dijadikan senjata untuk mencapai tujuan yaitu kekuasaan.

Didalam Alkitab jelas diceritakan, asal mula terjadi banyak jenis ras manusia di dunia ini. Ketika mendirikan menara Babel, yaitu menara yang sangat tinggi untuk menantang Tuhan. Manusia bersatu padu, ketika dilihat bahwa hal tersebut tidak bagus, akhirnya Tuhan menurunkan beragam bahasa kepada manusia, sehingga manusia tidak dapat mengerti satu dengan lainnya. Akhirnya manusia berpencar dan hidup sendiri-sendiri, itu adalah asal mulanya perbedaan rasdi antara manusia. Jadi perbedaan ras adalah ciptaan Tuhan.

Bila kita pikirkan lagi lebih dalam, maka salah satu hal yang tidak dapat kita mengerti yaitu bagaimana kita bisa lahir di suku bangsa A, bukan di suku bangsa B. Jadi ketika kita lahir menjadi seseorang dengan suku bangsa A bukanlah pilihan orang tersebut, tetapi itu ketetapan dari Tuhan.

Akhirnya dapatlah kita simpulkan bahwa perbedaan antar manusia adalah kehendak Tuhan, dan kita lahir di suku bangsa tertentu juga kehendakNya. Bila kita berpandangan seperti itu, niscaya isu-isu SARA tidak menjadi masalah lagi buat kita, karena semua memang Tuhan yang ciptakan. Memang ada beberapa manusia yang berpikiran sempit dan coba memanfaatkan perbedaan tersebut untuk kepentingannya tertentu .. untuk itu nanti Tuhanlah yang akan berperkara.

Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan dapat terlaksana.Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu. Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi. (Kej 11:1-9)