S P A S I

Senin, 31 Januari 2011

Rejeki Tiap Orang Berbeda

Judul tulisan ini sepertinya bertentangan dengan paradigma sebagian dari kita. Bagi saya pada awalnya cukup berat menerima kenyataan tersebut, karena saya berpikir bahwa tiap manusia diberikan rejeki yang sama oleh Tuhan karena Tuhan adil. Adil disini adalah adil pada pemikiran manusia, dimana kita berpikir bahwa adil adalah sama rasa dan sama rata, tidak ada yang besar dan tidak ada yang kecil semua sama. Begitu juga rejeki yang Tuhan berikan adalah adil tidak ada yang lebih besar dari yang lainnya.

Dengan pola berpikir "adil" secara manusia tersebut, akhirnya saya diperhadapkan pada kenyataan bahwa apa yang saya pikirkan tidak sama dengan kenyataannya. Saya bertemu dengan orang yang hidupnya senang dari awalnya, lahir dari anak konglomerat, hidup enak dimasa mudanya, tuanya menjadi pengusaha terkenal .. dilain sisi saya juga melihat tidak sedikit orang lahir dari keluarga miskin terhina dan terkena cacat pula .. apakah Tuhan adil!

Dengan pola pikir "adil" manusia tersebut, cukup lama saya bergumul .. kadang saya menyalahkan Tuhan dengan semua keadaan yang terjadi, seolah-olah saya lebih pintar dari Tuhan. Tidak jarang didalam hati sering muncul iri hati, kepada orang yang mendapat lebih banyak berkat dari saya. Saya berusaha sekeras pikiran saya bahwa Tuhan "adil" tetapi pada kenyataannya berbeda dengan keadilan cara pandang saya.

Pertentangan pikiran dan hati tersebut akhirnya diperdamaikan dengan pernyataan bahwa "Tuhan memberikan rejeki kepada tiap orang berbeda" dan perbedaan tersebut hanya Tuhan yang tahu karena Tuhan adalah adil. Apa yang sudah diberi pasti akan dipertanggung jawabkan.
Puji Tuhan dengan pernyataan tersebut hati saya mulai tenang dan tidak mudah iri lagi melihat orang lain. Siapakah kita manusia, yang coba berdebat dengan Tuhan?

Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. (Mat 25:14-15)