S P A S I

Selasa, 02 November 2010

Hukum Taurat adalah cermin

Hampir semua kita pernah bercermin. Cermin digunakan untuk melihat diri sendiri. Karena dengan melihat langsung akan sulit. Dalam kehidupan sehari-hari kita hampir tidak pernah lepas dari cermin. Hasil bayangan di cermin dapat digunakan sebagai tolok ukur menilai penampilan kita, apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

Manusia selalu tidak lepas dari ukuran dan penilaian tentang dirinya. Kita selalu ingin tampak lebih indah dan bagus dihadapan orang, cermin kita gunakan sebagai alat untuk membantunya. Karena cermin menghasilkan bayangan kondisi kita sebenarnya.

Dalam hidup kerohanian, ketika Tuhan menurunkan Hukum Taurat. Tuhan ingin manusia menjalankannya. Hukum Taurat memberikan perintah dan larangan kepada manusia untuk ditaati. Pada kenyataannya perintah-perintah di dalam Hukum Taurat sangat sulit untuk dilakukan dengan kondisi atau kemampuan manusia yang berpotensi untuk berdosa.

Gambaran keadaan kita dalam menjalankan Hukum Taurat dapat digunakan sebagai cermin bagaimana buruknya kita di hadapan Tuhan. Kesulitan dan kesusahan menjalankan Hukum Taurat memberikan kita kesadaran bahwa kita dengan diri kita sendiri akan sulit memenuhi standar Tuhan. Karena Hukum Taurat merupakan standar Tuhan untuk menilai kita. Sepandai-pandainya kita menjalankan Hukum Taurat tidak mungkinlah kita mencapai yang di StandarkanNya. Karena sebenarnya Hukum Taurat adalah cermin yang diberikan Tuhan kepada manusia. Untuk membuat manusia sadar bahwa Standart Tuhan sangat tinggi dalam masalah dosa. Karena hampir dipastikan tidak ada seorang manusia dibumi ini yang sanggup menjalankan Hukum Taurat itu dengan sempurna.

Tetapi kita tahu, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa. (Roma 3:19-20)