Selama ini saya berusaha keras untuk meningkatkan kualitas personal saya. Banyak buku dan bacaan yang sudah saya lahap untuk pencapaian tersebut. Keinginan tersebut tidaklah muluk-muluk, yaitu bagaimana saya bisa berbicara dengan baik dan tenang, serta mengurangi kata sia-sia yang keluar dari mulut saya.
Latihan demi latihan sesuai buku yang saya baca sudah saya kerjakan, pada awalnya kelihatan berhasil tetapi tidak lama kemudian muncul kembali kata sia-sia tersebut. Begitu seterusnya dan hampir-hampir saya frustasi, apakah memang sudah dasar saya seperti itu?
Setelah membaca Firman Tuhan, barulah saya benar-benar sadar. Bahwa menjaga perkataan sebenarnya adalah usaha yang melelahkan bila kita tidak menjaga hati. Ibarat memberantas semut, tetapi tidak sampai ke sarang-sarangnya. Hilang sebentar kemudian muncul kembali. Bila kita bisa menjaga hati kita, maka perbuatan dan perkataan akan mengikutinya.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)
Latihan demi latihan sesuai buku yang saya baca sudah saya kerjakan, pada awalnya kelihatan berhasil tetapi tidak lama kemudian muncul kembali kata sia-sia tersebut. Begitu seterusnya dan hampir-hampir saya frustasi, apakah memang sudah dasar saya seperti itu?
Setelah membaca Firman Tuhan, barulah saya benar-benar sadar. Bahwa menjaga perkataan sebenarnya adalah usaha yang melelahkan bila kita tidak menjaga hati. Ibarat memberantas semut, tetapi tidak sampai ke sarang-sarangnya. Hilang sebentar kemudian muncul kembali. Bila kita bisa menjaga hati kita, maka perbuatan dan perkataan akan mengikutinya.
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)