S P A S I

Selasa, 22 Juni 2010

Menjaga Hati.

Selama ini saya berusaha keras untuk meningkatkan kualitas personal saya. Banyak buku dan bacaan yang sudah saya lahap untuk pencapaian tersebut. Keinginan tersebut tidaklah muluk-muluk, yaitu bagaimana saya bisa berbicara dengan baik dan tenang, serta mengurangi kata sia-sia yang keluar dari mulut saya.

Latihan demi latihan sesuai buku yang saya baca sudah saya kerjakan, pada awalnya kelihatan berhasil tetapi tidak lama kemudian muncul kembali kata sia-sia tersebut. Begitu seterusnya dan hampir-hampir saya frustasi, apakah memang sudah dasar saya seperti itu?

Setelah membaca Firman Tuhan, barulah saya benar-benar sadar. Bahwa menjaga perkataan sebenarnya adalah usaha yang melelahkan bila kita tidak menjaga hati. Ibarat memberantas semut, tetapi tidak sampai ke sarang-sarangnya. Hilang sebentar kemudian muncul kembali. Bila kita bisa menjaga hati kita, maka perbuatan dan perkataan akan mengikutinya.

Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. (Amsal 4:23)

Minggu, 20 Juni 2010

Pencobaan dan Ujian

Apakah yang dimaksudkan dengan pencobaan? dan apa yang disebutkan sebagai ujian? Kedua hal tersebut seolah-olah sama bagi sebagian orang, tetapi sebenarnya sangat berbeda bagi orang percaya. Pencobaan datangnya dari keinginan kita dan tidak pernah datang dari Tuhan karena Tuhan tidak pernah mencobai, pencobaan bermakna negatif karena pencobaan berusaha untuk menjatuhkan. Lain halnya dengan ujian, ujian lebih bermakna positif karena ujian biasanya digunakan untuk meningkatkan derajat seseorang.

Dalam situasi tertentu pencobaan dan ujian seperti dua sisi mata uang. Pencobaan berusaha untuk menjatuhkan kita, sedangkan ujian berusaha menaikkan derajat kita. Bagaimana cara untuk menghadapi situasi tersebut apakah ini sebagai pencobaan ataukah ujian. Dalam kitab Yakobus dituliskan dengan tegas, untuk menghadapi situasi tersebut yang bermain adalah cara pandang kita. Dan cara pandang tersebut datangnya dari hikmat.

Hikmat adalah cara melihat sesuatu dari sudut pandang Allah. Dan hikmat itu datangnya dari Allah. Kitab Yakobus berkata mintalah hikmat, maka hikmat itu akan diberikan kepadamu. Jadi bila kita jatuh dalam pencobaan anggaplah sebagai ujian dan mintalah hikmat dari Tuhan.

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya. (Yakobus 1:2-5)