S P A S I

Sabtu, 17 Januari 2009

The Most Courages Moment

Pernakah anda merenungkan moment apa dalam hidup anda yang paling membanggakan? Atau moment apa yang paling courages bagi anda?
Moment yang paling membanggakan saya bagi ketika saya bisa diandalkan menyelesaikan hal yang kritis dengan memuaskan, dan banyak orang terselamatkan.

Membayangkan cemasnya orang-orang dalam suasana kritis kemudian menjadi lega setelah masalahnya terselesaikan oleh kita, merupakan moment yang membanggakan dalam diri kita.

Dan saya yakin moment tersebut juga menjadi moment yang tidak pernah dilupakan bagi orang yang kita selamatkan. Akibatnya hubungan antar mereka menjadi makin kuat. Orang yang diselamatkan merasa berhutang budi.

Pernahkah anda mengalami posisi seperti orang yang kritis tersebut?
Manusia setelah kejatuhan dalam dosa, ketika Adam, manusia petama memilih untuk mengandalkan hidupnya kepada dirinya sendiri. Dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan yang buruk. Manusia mengalami posisi yang kritis, manusia mempunyai kecendrungan dosa.

Dosa tidak diajarkan tetapi anak kecil sudah bisa berdosa. akibat dosa adalah kehilangan damai sejahtera dan kematian yang kekal di neraka.

Segala usaha manusia dengan kebaikan yang ada adalah sia-sia, kerena dimata Tuhan kebaikan yang manusia perbuat seperti kain kotor. Lalu siapakah yang dapat menyelamatkan manusia? Tuhan sendiri dan hanya Tuhan seoranglah yang pantas menyelamatkan manusia.

Ajaran agama dan hikmat-hikmat dunia Tuhan tanamkan di hati manusia supaya manusia mengerti bahwa Tuhan ada dan manusia adalah mahluk yang berdosa.
Tiba waktunya Tuhan datang kedunia untuk menyelamatkan manusia berdosa, melalui kelahiran Tuhan Yesus juru selamat.

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.(filipi 2: 5-7)

Selamat Natal.

Rahasia Allah

Dalam hidup ini sering kita bertanya-tanya. Mengapa orang tersebut bisa lebih diberkati sedangkan yang lain kelihatannya kok tidak. Diberkati disini dalam hal materi. Padahal kelihatnnya orang itu tidak lebih saleh dari yang lainnya. Jadi apakah TUHAN tidak adil?

Atau dalam suatu perenungan, TUHAN menciptakan segala sesuatu dan TUHAN mengatur segala sesuatu. Adapun sekarang keadaan seperti ini sudah TUHAN yang mengatur, TUHAN yang menetukan orang ini saya berkati lebih, orang itu saya berkati lebih sedikit. Apakah demikian?

Sebenarnya tidak demikian. TUHAN adalah TUHAN yang adil dan setia. TUHAN yang tidak memandang bulu setiap manusia. Semua manusia sama dihadapan TUHAN.

Matahari dan Bulan TUHAN ciptakan untuk semua manusia di bumi ini tanpa memilih-milih. Waktu yang ada, TUHAN yang berikan sama 24 jam untuk setiap orang. Adapun hasilnya berbeda-beda tergantung dari tanggapan orang tersebut terhadap rencana TUHAN. Rencana TUHAN jelas adalah rencana damai sejahtera, tetapi TUHAN tidak semena-mena memaksakan rencananya, Tuhan menunggu aproval dari kita.

Sebab Aku ini mengetahui rencangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikian firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)

Kamis, 08 Januari 2009

Fanatic Tidak Tentu

Manusia bertindak sesuai dengan pemahaman dan motivasi tentang sesuatu. Sebab itu pemahaman tentang hidup ini menentukan bagaimana manusia bertindak. Motivasi yang timbul akibat pemahaman arti kehidupan mendorong manusia untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tindakan.

Fanatisme adalah salah satu bentuk penyesuaian tindakan tersebut. Kuat tidaknya Fanatisme seseorang mengambarkan seberapa besar pemahamannya tentang keyanikannya. Karena Fanatisme seseorang mencerminkan seberapa kuat pendiriannya terhadap sesuatu. Oleh sebab itu Fanatisme yang membabi buta, juga mencerminkan pemahaman yang membabi buta.

Ada salah satu paradoks dalam kehidupan ini, yaitu semakin memahami Tuhan seseorang, maka sebenarnya akan semakin sadarlah orang tersebut akan keberagaman manusia yang merupakan ciptaan Tuhan. Oleh sebabnya semakin tinggi derajat orang dalam memahami ajaran agama harusnya makin sadarlah akan keberagaman manusia ciptaan Tuhan. Pemahaman tersebut kelihatannya berlawanan dengan "Fanatic tidak tentu". Yaitu Fanatic yang membeci saudaranya karena tidak satu faham. Karena semakin kita mendalami ajaran agama kita seharusnya semakin "plural" kita.

Tuhan Yesus sebagai guru, mengajarkan dua Hukum yang utama dalam manjalani kehidupan ini:

Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat 22:36-40)

Bila kita mengasihi Tuhan maka kita seharusnya mengasihi manusia, bagaimanapun juga keadaannya.