S P A S I

Jumat, 20 Februari 2009

Nasi Goreng Hambar dan Tragedi Gangguan Mikrophone.

Seperti hari yang sudah-sudah bila pulang larut, dan saat perut berbunyi minta perhatian. Tanpa pikir panjang saya mencari nasi goreng cak nardi di samping kantor. Selain rasanya yang pas dengan lidah, ditambah suasana ramai ala Jakarta. Membuat penat kerja hilang sebentar.

Sambil menunggu nasi goreng pedas pesananku. Saya menikmati lalu lalang para pekerja ibu-kota, bersama gemerlap lampu jalanan dan panjangnya antrian kendaraan. Suasana sunyi senyap yang belum lama tadi, berubah menjadi ramai hiruk-pikuk ala metropolitan.

Tidak lama kemudian pesananku sudah didepan mata. Tidak biasanya nasi goreng pedas kali ini terasa hambar. Rupanya cak nardi sedang "off" digantikan keponakannya. Kebiasaan cak nardi yang selalu mencicipi masakan sebelum dihidangkan, tidak diikuti penggantinya. Dengan "feeling so good" si keponakan percaya diri, membuat nasi goreng pedas menjadi nasi goreng hambar. Pikirnya toh juga tidak bisa dikembalikan, paling-paling hanya di maki-maki.

Apakah dia tidak tahu bahwa kualitas sangat menentukan! Menentukan lama atau tidaknya bertahan.

Check, recheck and check again! Seperti itu nasihat yang pernah saya terima dari seorang boss "bule". Karena kualitas kerjaan menunjukkan siapa kita.

Kejadian diatas sekonyong-konyong mengingatkan saya akan Tragedi Gangguan Mikrophone di Pertamina yang belum lama terjadi. Saat acara rapat kabinet terbatas Mikrophone yang akan digunakan Presidan tidak berfungsi. Untuk acara sekelas Kepala Negara seharusnya kejadian tersebut tidak perlu terjadi... atau sudah sedemikian "enteng"nya kah kita terhadap kualitas!!